Nah, kekuatan merek dan daya tarik abadi tersebut, dalam contoh Rolex, dibentuk oleh “cita rasa” harga yang premium dan tepat secara segmentasi konsumen.
Sama halnya dengan Clubhouse, cita rasa "eksklusif" berhasil disematkan dan dirasakan oleh para penggunanya karena hanya konsumen yang mempunyai smartphone merek Apple yang bisa merasakan.
Ditambah dengan sensasi hanya bisa login melalui undangan makin menambah cita rasa tersebut.
Namun demikian, langkah pertama ini harus dianalisis terlebih dahulu mengenai di segmen mana perusahaan bergerak.
Karena tanpa segmentasi yang tepat, langkah pertama ini hanya akan menjadi mercusuar perusahaan yang tidak akan menghasilkan apa pun.
2. Menciptakan Storytelling yang Berbeda
Storytelling yang kita gunakan saat mengundang konsumen untuk menjelajahi produk atau merek adalah hal mendasar.
Strategi kedua ini adalah untuk membangkitkan minat dan menginspirasi konsumen untuk mengambil tindakan yang berujung kepada pembelian.
Storytelling Clubhouse adalah memberikan "penawaran eksklusif" hanya kepada pengguna Apple untuk menimbulkan "kepanikan" karena tidak ingin tertinggal oleh tren kekinian.
Clubhouse berhasil membuat konsumen merasa bahwa mereka telah diundang ke dalam kelompok elit, dan bahwa mereka berada di antara teman-teman sosial mereka, ego mereka dimanjakan dengan rasa undangan pribadi yang eksklusif.
3. Menjaga Produk Tetap Berguna dan Relevan
Satu hal yang menurut saya membuat sensasi Clubhouse ini hilang adalah sewaktu pandemi kita banyak menghabiskan waktu di rumah.