Selama saya mengikuti perkembangan Olimpiade Tokyo atau event-event olahraga lainnya, saya selalu berusaha melakukan analisis mengenai hal-hal yang membuat para atlet itu berprestasi.
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa salah satu sistem penunjang prestasi adalah sistem kepemimpinan yang diterapkan.
Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat atau China, olahraga mempunyai mata rantai sistem kepemimpinan yang sangat baik.
Hal ini mulai dari kepemimpinan dalam hal teknis dan metode pelatihan yang terstruktur sampai dengan industri penunjang lainnya, seperti transportasi, pariwisata, perhotelan, dan bahkan media.
Semua faktor di atas diramu dalam satu proses kepemimpinan yang terstruktur yang dapat menghasilkan kualitas atlet yang baik secara individu atau tim.
Berdasarkan analisis dan pengamatan saya ada beberapa pelajaran kepemimpinan yang bisa kita ambil dari Olimpiade Tokyo ini yang dapat kita terjemahkan ke dalam dunia korporasi.
1. Sukses atau prestasi adalah produk akhir sebuah proses sinergi
Berdiri kokohnya seorang atlet di podium adalah hasil proses kepemimpinan yang meliputi coaching, mentoring, dan kolaborasi yang solid dari semua pihak.
Seorang atlet pasti butuh asupan dan dukungan dari pelatih teknis, pelatih fisik, nutritionist, dan bahkan mungkin psikolog untuk mencapai kondisi puncak mereka.
Ini semua tentunya butuh sinergi dan butuh kepemimpinan yang kuat dari semua pihak. Tanpa kepemimpinan yang mampu menciptakan sinergi maka faktor-faktor tersebut tidak akan maksimal.
Jika hal ini diterjemahkan untuk dunia korporasi maka seorang CEO adalah pengendali utama sistem kepemimpinan di suatu perusahaan.