Apa Itu Overjustification Effect?
Dari contoh-contoh diatas, kita dapat simpulkan bahwa overjustification effect adalah pembuktian yang berlebihan dari otak kita, yang membuat otak kurang berminat lagi untuk mengambil bagian dalam aktivitas yang biasa kita nikmati, ketika ditawarkan stimulus eksternal seperti uang atau hadiah.
Semangat dan gairah kita yang sebelumnya berapi-api mengejar hal tersebut tapi ketika kita sudah berhasil, semuanya terasa biasa saja.
Padahal, proses kita melakukan dan mengejar hal-hal tersebut luar biasa usahanya. Ketika sudah berada di podium, otak kita mengirimkan sinyal "ah, biasa saja itu."
Terkadang kita tidak sadar overjustification effect ini sering sekali terjadi. Kita anggap wajar karena kita sudah diatas podium.
Overjustification effect adalah satu fenomena kognitif yang sulit dihindarkan. Overjustification effect bisa menyebabkan kita kehilangan passion dari hal yang selama ini justru kita kejar dan kita anggap sebagai tujuan.
Kehilangan passion tersebut bisa disebabkan karena kita sudah menerima penghargaan, dalam bentuk apapun, kemudian otak kita mengirimkan sinyal bias penghargaan tersebut adalah sebagai titik akhir.Â
Padahal, seharusnya penghargaan tersebut menjadi titik pacu kita berikutnya. Overjustification effect juga adalah landasan utama peribahasa terkenal "uang tidak bisa membeli kebahagiaan."
Tapi, tanpa uang apakah kebahagiaan bisa terbeli? Begitu katanya.
Overjustification effect ini adalah salah satu alasan di balik mengapa kita sering sekali mengeluh pekerjaan kita, padahal kita merasa passion kita ada di pekerjaan tersebut.