Namun subtle misbehavior ini adalah telur yang jelek, bom waktu. Sehingga sangat penting untuk para leader segera mengidentifikasi subtle misbehavior ini.
Berdasarkan pengalaman saya selama ini, ada beberapa gejala yang bisa kita lihat dari subtle misbehavior ini:
1. Gemar Rumor dan drama: Subtle misbehavior adalah teman terbaik kita saat makan siang, karena memang secara naluriah otak kita senang dengan hal-hal yang berbau rumor dan drama. "Si anu kemarin begini", "Si ono kemaren kayaknya begono". Berita buruknya adalah terlalu lama kita terpapar subtle misbehavior yang bergejala seperti ini, maka otak kita akan berbelok ke bias kognitif.
2. Senang Mengeluh: Tiada hari tanpa keluhan. Ada saja yang dikeluhkan. Kita mungkin awalnya berpikir mengeluh itu wajar, namanya juga manusia tidak pernah puas. Tapi sebenarnya, tanpa kita sadari dengan mendengarkan keluhan setiap hari maka suatu saat kita akan terbawa ikut mengeluh.
3. Tidak Profesional: Sering melewatkan deadline. Ini adalah gejala yang sering saya lihat dan sering diabaikan oleh rekan kerjanya. Saking sudah seringnya. Nah, padahal dengan melewatkan deadline, hasil kerja seluruh tim akan terlihat buruk di mata atasan ataupun klien.
4. Merasa Paling Tahu: Nah, ini gejala yang paling terlihat. Ironisnya, gejala ini malah sering dianggap sebagai potensi. Terlalu percaya diri dalam pengetahuan atau kemampuannya, orang ini biasanya meremehkan pendapat dan ide yang bertentangan dengan dirinya sendiri dan menolak untuk bekerjasama demi ego pribadinya. Hal ini akan menimbulkan perpecahan di dalam tim dan akhirnya tim akan bubar karena semua orang merasa sudah muak.
5. Merasa Bisa Mengerjakan Semua Pekerjaan. He thought he is the Superman. Orang ini berusaha mengerjakan semuanya dan menolak untuk mendelegasikan tugas. Ujungnya mereka akan mengeluh, mempertanyakan alasan mereka terus-menerus kewalahan dengan beban kerja mereka. "Lah, kan kamu sendiri yang mau, gimana sih".
Lima gejala diatas merupakan gejala Subtle Misbehavior yang sering saya jumpai. Bukan hanya di tempat kerja, namun juga di circle sosial kita sehari-hari. Terkadang yang bersangkutan bisa jadi adalah rekan peer kita, atasan kita, anggota tim kita atau bahkan rekan driving kita.
Kita harus menerima kenyataan bahwa subtle misbehavior ini ada dan bisa jadi itu adalah diri kita sendiri.Â
Dengan mengetahui 5 gejala tersebut, kita bisa menjadi lebih aware terhadap subtle misbehavior ini dan tidak terjebak menjadi subtle misbehavior yang berikutnya.