Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Baru Termotivasi Menjelang Garis Akhir?

21 Mei 2021   08:33 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:47 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berikan contoh lain, misalkan kita ingin mulai membaca buku lebih banyak. Apakah kita menetapkan target untuk membaca 52 buku per tahun atau membaca 1 buku seminggu? Bagaimana dengan 25 halaman per hari? Mana yang akan kita pilih? 

Saya akan memilih 25 halaman per hari. Kenapa? karena jika kita melihat dari sudut pandang goal gradient ini, semakin dekat kita mencapai tujuan, semakin terdorong kita untuk menyelesaikannya. 

Itulah sebabnya saya memilih 25 halaman per hari. Dengan menetapkan goal yang achievable tersebut, maka saya akan lebih termotivasi menyelesaikan 25 halaman perhari. Alih-alih 1 buku seminggu.

Buku Paulo Coelho | Sumber: Foto oleh Vandan Patel di Unsplash
Buku Paulo Coelho | Sumber: Foto oleh Vandan Patel di Unsplash
Bagaimana Cara Kerja Goal Gradient Ini?

Sebenarnya goal gradient ini dapat sangat membantu saat menyiapkan rencana konkret untuk mengubah resolusi menjadi kenyataan. Perubahan sederhana dalam bahasa sebenarnya bisa membuat perbedaan besar.

Pada contoh diatas mengenai lari 1500 meter, perubahan kata-kata dari "kita sudah berlari 1300 meter" menjadi "Tinggal 200 meter lagi" akan lebih menginspirasi.

Jadi, pindahkan garis finish itu lebih dekat. Itu tidak curang. Itu memotivasi. Memotivasi dalam bentuk sangat menginspirasi yaitu "Kamu hampir selesai."

Tidak hanya memindahkan garis finish cenderung meningkatkan motivasi kita, tetapi kita akan berulang kali membuktikan pada diri sendiri bahwa kita mampu mencapainya. Ini adalah psikologi perilaku klasik, kita cinta yang namanya penghargaan instan, bukan ditunda.

Saya mencoba membuat ilustrasi goal gradient ini. Silahkan perhatikan gambar di bawah ini:

Goal Gradient | Sumber: Dok. Pribadi
Goal Gradient | Sumber: Dok. Pribadi
Kuncinya adalah, jika persepsi kita jarak menuju garis finish masih terlalu jauh, maka kita tidak akan termotivasi untuk mengejarnya. Kita butuh untuk moving the finish line.

Supaya psikologis kita terpengaruh, kita harus membuat jarak menuju garis finish itu nyata dan terukur. Mudah kan, Vicenzo? Simpel. Just moving the finish line and then you are good.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun