Bagaimana Kita Menghadapi Goal Gradient Ini?
Premis saya untuk bagaimana goal gradient ini bisa bermanfaat untuk diri kita adalah dengan memikirkan titik esensial selama perjalanan mencapai tujuan tersebut.
Misalnya, contoh perjalanan target saya untuk membaca 52 buku setahun diatas. Kalau saya memakai target 52 buku setahun, kemungkinan saya gagal mencapai garis finish akan besar. Tetapi jika saya ubah 25 halaman per hari, maka titik esensial tersebut besar kemungkinan akan tercapai.
Lantas berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa cara yang bisa kita coba jalankan sebagai berikut:
1. Membagi-bagi perjalanan tujuan kita menjadi beberapa titik esensial: Contohnya target membaca 52 buku setahun dapat kita pecah menjadi 25 halaman per hari
2. Buatlah penghargaan atas setiap pencapaian di titik esensial tersebut: Misalnya, jika kita berhasil membaca 25 halaman buku per hari maka kita memasukkan lembaran uang sepuluh ribu ke satu toples. Kuno ya? Bagi saya, cara ini efisien dan menyenangkan.
3. Buat komitmen: Nah, hal ini paling penting. Untuk memulai di jalur yang tepat, kita perlu mendapatkan semacam diri sendiri. Misalnya, "Saya siap! ". Tapi yang sering terjadi adalah mengatakan "saya siap" kemudian tidak ada yang dijalankan.Â
Kata Ibu saya dalam bahasa jawa "Nggih..Nggih tapi ora kepanggih" (Iya...iya saja tapi tidak dilaksanakan).
Goal gradient ini dapat kita gunakan untuk membangkitkan motivasi menyelesaikan apa yang seharusnya sudah selesai dan apa yang belum.