Saya berikan contoh lain, misalkan kita ingin mulai membaca buku lebih banyak. Apakah kita menetapkan target untuk membaca 52 buku per tahun atau membaca 1 buku seminggu? Bagaimana dengan 25 halaman per hari? Mana yang akan kita pilih?Â
Saya akan memilih 25 halaman per hari. Kenapa? karena jika kita melihat dari sudut pandang goal gradient ini, semakin dekat kita mencapai tujuan, semakin terdorong kita untuk menyelesaikannya.Â
Itulah sebabnya saya memilih 25 halaman per hari. Dengan menetapkan goal yang achievable tersebut, maka saya akan lebih termotivasi menyelesaikan 25 halaman perhari. Alih-alih 1 buku seminggu.
Sebenarnya goal gradient ini dapat sangat membantu saat menyiapkan rencana konkret untuk mengubah resolusi menjadi kenyataan. Perubahan sederhana dalam bahasa sebenarnya bisa membuat perbedaan besar.
Pada contoh diatas mengenai lari 1500 meter, perubahan kata-kata dari "kita sudah berlari 1300 meter" menjadi "Tinggal 200 meter lagi" akan lebih menginspirasi.
Jadi, pindahkan garis finish itu lebih dekat. Itu tidak curang. Itu memotivasi. Memotivasi dalam bentuk sangat menginspirasi yaitu "Kamu hampir selesai."
Tidak hanya memindahkan garis finish cenderung meningkatkan motivasi kita, tetapi kita akan berulang kali membuktikan pada diri sendiri bahwa kita mampu mencapainya. Ini adalah psikologi perilaku klasik, kita cinta yang namanya penghargaan instan, bukan ditunda.
Saya mencoba membuat ilustrasi goal gradient ini. Silahkan perhatikan gambar di bawah ini:
Supaya psikologis kita terpengaruh, kita harus membuat jarak menuju garis finish itu nyata dan terukur. Mudah kan, Vicenzo? Simpel. Just moving the finish line and then you are good.