Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Lebih Ingat Pengalaman Negatif dengan Lebih Jelas daripada Pengalaman Positif?

15 Mei 2021   08:27 Diperbarui: 15 Mei 2021   13:00 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saran saya: "Akhiri dengan sebuah Punch", untuk merasakan memori yang lebih baik, selalu pertimbangkan bagaimana kita akan mengakhiri sebuah pengalaman.

Misalnya begini, kita dapat menggunakan cara ini saat merencanakan acara khusus seperti liburan, atau ulang tahun. Selalu simpan momen terbaik dan paling menyenangkan menjelang akhir acara agar semua orang pulang dengan perasaan gembira. 

2. Rencanakan Momen Puncak Yang Terbaik

Contoh misalnya, saya adalah tipe orang rumahan, kemungkinan saya menikmati hari libur adalah dengan rebahan dan maraton Netflix.

Masalahnya, saya mungkin tidak akan membuat banyak kenangan indah saat rebahan di sofa meskipun saya akan merasa nyaman dan terhibur. 

Seharusnya saya pergi keluar melihat matahari terbenam yang spektakuler atau naik gunung menikmati udara segar bersama keluarga. Walaupun perjalanannya jauh, tapi ketika momen puncak itu datang maka tidak akan terlupakan. 

Kesimpulan

Tanyakan pada diri kita sendiri hal berikut ini: Di momen apakah kita merasa yang terbaik dan yang terburuk dalam pengalaman kita?

Jika kita kesulitan mengetahuinya, saya sarankan untuk mencoba memanggil memori terbaik agar kita bisa mengetahui puncak momen terbaik dan bagaimana cara kita mengakhirinya. 

Mengetahui tentang Peak-End Rule ini membantu kita menggunakannya untuk mencari dan menyusun pengalaman-pengalaman yang akan kita rencanakan kedepan.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan memori yang lebih baik untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun