Lokasi: SMP Negeri 259 Jakarta
Lingkup Pendidikan: Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang Ingin Dicapai: Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menelaah struktur dan kebahasaan teks deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran PBL.
Penulis: Nanda Pratiwi, S.Pd.
Tanggal: 31 Oktober 2022
Peningkatan kemampuan mengajar merupakan suatu proses pembentukan keterampilan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap mantap yang diharapkan telah terbentuk menempuh berbagai mata pelajaran. Proses pembentukan keterampilan lebih-lebih ketrampilan mengajar haruslah dilakukan secara bertahap dan sistematis, sehingga penguasaan keterampilan dapat dipantau secara bertahap dan sistematis pula. Seorang guru harus bisa mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukannya untuk melihat dan memperbaiki kelemahan dalam pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Untuk itulah kegiatan refleksi sangat diperlukan.
Refleksi adalah guru mampu menentukan mengapa pelajaran tidak memuaskan (aktivitas atau materi pelajaran tidak tepat, langkah-langkah yang lemah atau pengelompokan siswa yang tidak tepat), sehingga dapat diperbaiki di waktu mendatang. Dengan demikian, guru akan senantiasa memperbaiki diri dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kegiatan refleksi ini, guru lakukan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semester satu tentang pokok bahasan "Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Deskripsi" yang dilaksanakan pada Senin, 31 Oktober 2022. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
A. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dalam praktik pembelajaran ini
1. Guru masih menjadi sentral dalam proses pembelajaran.
2. Media yang digunakan tidak menarik minat siswa dalam belajar.
3. Model pembelajaran belum mampu meningkatkan kemampuan siswa.
4. Peserta didik belum percaya diri dalam menyampaikan pendapat atau idenya.
Dari latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum menjadi sentral selama proses pembelajaran. Selain itu, pemilihan model dan metode pembelajaran yang kurang tepat, sehingga peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Â
B. Praktik ini penting untuk dibagikan karena dapat menimbulkan manfaat yang sangat besar dan luar biasa dalam proses pembelajaran
1. Dengan menerapkan model dan metode pembelajaran yang bervariasi, peserta didik menjadi sangat antusias dalam kegiatan belajar, mulai dari kegiatan pendahuluan dengan apersepsi, menyanyikan lagu nasional, dan motivasi; kegiatan inti dengan sintak-sintak yang sesuai model pembelajaran yang digunakan; dan kegiatan penutup dengan menyimpulkan materi, refleksi, dan evaluasi.
2. Model dan metode pembelajaran lebih bervariasi, sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup.
3. Media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton, sehingga menarik perhatian peserta didik.
Â
C. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini
1. Membuat perangkat pembelajaran PPL ke-2. Kemudian, mendiskusikan dan mempresentasikan perangkat pembelajaran tersebut dengan dosen, guru pamong, dan rekan PPG.
2. Mempraktikkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dibuat.
3. Menjadi pendamping peserta didik dan fasilitator ketika proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Menyelesaikan pembelajaran dari awal (pendahuluan) sampai dengan akhir (penutup) dan evaluasi.
5. Mengambil video mengajar di kelas.
6. Mengedit video mengajar menjadi 15 menit dan mengunggahnya dalam LMS yang sudag ditentukan.
7. Bertanggung jawab atas keaslian video dan isinya.
Â
D. Tantangan untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran
1. Terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah
2. Belum siapnya peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang disajikan.
4. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran baik secara individu maupun ketika berkelompok.
Â
E. Praktik pengalaman lapangan ke-2 ini melibatkan beberapa pihak
1. Peserta didik sebagai sentral dalam proses pembelajaran.
2. Guru sebagai fasilitator dan katalisator.
3. Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing serta penilai dalam kegiatan PPL ke-2.
4. Teman sejawat yang berperan dalam membantu proses pelaksanaan PPL ke-2.
Â
F. Aksi dalam kegiatan pembelajaran ini
1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
a. Observasi data peserta didik.
b. Menyiapkan proyektor, perangkat pembelajaran, video, pengeras suara, dan peralatan lainnya.
c. Menyiapkan sintak model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik berbasis TPACK.
Â
2. Strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
a. Menjelaskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran.
b. Menjelaskan dengan praktis, ceria, menyenangkan, dan tidak kaku.
c. Menarik perhatian peserta didik.
d. Memberikan stimulus/umpan balik positif.
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlebih dahulu mengutarakan pendapatnya.
Â
3. Proses yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
Dalam proses pembelajaran, diharapkan ada keaktifan atau komunikasi interaktif anatara guru dengan peserta didik, antar sesama peserta didik, dan antar kelompok diskusi. Dengan adanya komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran, maka diharapkan kegiatan pembelajaran berlangsung efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Â
4. Sumber daya atau materi
a. Kondisi guru dan peserta didik dalam keadaan sehat.
b. Kondisi alat (laptop, proyektor, pengeras suara, dan gawai) dalam keadaan baik.Â
c. Peserta didik menyimak video yang ditayangkan, menjawab pertanyaan, dan dilanjutkan diskusi kelompok dengan mengerjakan LKPD.
d. Koordinasi dengan teman sejawat terkait penggunaan prasarana dalam pelaksanaan PPL ke-2.
Â
G. Refleksi dampak dan hasil
1. Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan
a. Peserta didik menjadi lebih memahami pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning.
b. Kemampuan membaca pemahaman peserta didik meningkat yang ditunjukkan dengan mampu menelaah struktur dan kebahasaan dari bacaan teks deskripsi dengan benar.
c. Peningkatan hasil belajar peserta didik.
d. Semua tujuan pembelajaran tercapai.
e. Peningkatan motivasi dan antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.
Â
2. Hasil dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan
Hasilnya sangat efektif karena peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung, mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
Â
3. Respon yang diperoleh terkait dengan strategi yang dilakukan
Respon kepala sekolah dan teman sejawat sangat positif serta mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Â
4. Faktor keberhasilan
a. Dukungan kepala sekolah, rekan sejawat, dan peserta didik yang turut membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran.
b. Situasi dan kondisi sangat mendukung terlaksananya kegiatan PPL ke-2.
c. Kesiapan perangkat pembelajaran.
d. Dosen dan guru pamong yang selalu memberikan saran serta masukan yang membangun sebelum maupun sesudah kegiatan PPL.
Â
5. Ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan
Pengambilan video yang belum begitu optimal karena adanya kesalahan teknis.
Â
6. Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan proses pembelajaran
a. Guru menjadi lebih terbiasa menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi. Hal ini ternyata terbukti dengan model pembelajaran yang inovatif, maka peserta didik menjadi lebih antusias dan memiliki motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar.
b. Guru lebih memahami metode, model, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik.
c. Guru hendaknya selalu mengembangkan pengetahuan tentang perkembangan teknologi, metode, dan model pembelajaran berbasis TPACK serta menyesuaikan dengan abad ke-21.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI