"Nyaman pakai baju ini", kata Tante Vira cuek setiap ditanya oleh pelanggan yang berkunjung.
Sepeninggalan Opa, tante Vira lebih sering memakai batik Opa, yang pasti ukurannya oversize di tubuhnya yang langsing dan tinggi semampai.Â
Penampilan Tante Vira memang agak nyentrik dibanding saudara-saudaranya, namun tetap terlihat fashionable.Â
Cincin besar yang nyentrik hadiah dari mamaku, Valen, tidak pernah absen dipakainya di jari telunjuknya.
Berkat Tante Vira yang pandai memadu-madankan batik Opa ditubuhnya, penjualan kain batik di toko sangat meningkat pesat.Â
Orang merasa terkagum-kagum dengan apapun yang dipakai Tante Vira.Â
Gayanya yang cuek, ceplas ceplos, tapi humoris, mudah membuat orang merasa dekat, sekaligus terpesona.
"Mungkin Tante Vira pakai batik Opa, supaya ningkatin penjualan kali ya?", pikirku, karena semua baju batik Opa, kain batiknya dari toko sendiri.Â
Dibikin jadi baju, karena Opa suka dengan batiknya, dan sebagai salah satu cara promosi.Â
Pastinya Tante Vira mengikuti cara Opa dalam memasarkan produknya. Herannya, Tante tidak pernah memotong kain batik kami, untuk membuat model batik perempuan.
Mengapa hanya memakai kemeja batik Opa?