"Nyusahin aja itu, Oma kamu, udah tahu pikunan, masih aja maksa kerja!", dumel Tante Vira yang merupakan anak kandung Opa, anak tiri Oma.Â
Perkataan itu mempengaruhiku, karena memang kerja Oma sering salah terus, sampai kami harus selalu membetulkan, dan meminta maaf pada pelanggan.
Tapi lucunya pelanggan memaklumi, dan tetap saja berlangganan pada kami.
"Oma, emang ga cape kerja tiap hari?", aku bertanya padanya, sambil mengelap kakinya dengan air hangat. Kakinya bengkak akibat seharian berdiri, ngobrol dengan pembeli.
"Cape, sih, tapi Oma seneng, Ria", sahutnya dengan mata berbinar.Â
Aku sudah tahu Oma sangat hobi dagang, dan ngobrol, tapi kasihan juga kalau melihatnya tiap hari kelelahan seperti ini.
"Kalau gitu, ga usah tiap hari kerja, lah, Oma, sehari kerja, sehari di rumah, gimana?", aku berusaha membujuknya.Â
Oma menghela napas sambil tersenyum, "Ga, ah, Oma senang di toko. Ada Opa dan Valen..."
Aku tertegun mendengarnya. Apa Oma lagi halusinasi?
Melihat Oma terpejam, dan tidak lama tertidur, aku hanya melanjutkan memijit kakinya.Â
***