Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Perlukah Kita Mengambil Kelas Coaching untuk Bisnis?

28 April 2024   00:38 Diperbarui: 28 April 2024   05:56 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Coaching | Foto : Pexels.com/Cottonbro Studio

Kesal, atasan saya hanya mengatakan, "ya sudah lanjut kelas dulu saja". 

Saya sendiri kesal setengah mati, tapi berusaha menahan diri, karena ingin tahu kualitas coach ini sampai bisa sedemikian sombongnya. 

Dari tiga jam akhirnya berlanjut enam jam pertemuan. 

Sepupu saya sudah undur diri saat waktu sudah menunjukkan tiga jam pertemuan, karena ada pertemuan lainnya, dan itu pun sudah terlambat berkat sang coach.

Sangat mengagetkan, ketika sang coach tersebut malah mengatakan, "wah sayang sekali, harusnya saya kasih waktu dua jam saja ya, tidak kasih lebih. Jarang lho ada coach yang memberikan bonus waktu segini panjang". 

Dalam waktu enam jam, tidak ada benefit yang saya dapatkan sama sekali dari pertemuan online tersebut, kecuali membuang-buang waktu saya. 

Aktivitas lain yang seharusnya sudah selesai saya lakukan, akhirnya berantakan semua, untuk mendengarkan sang coach memuji dirinya sendiri, betapa hebatnya dia dalam menangani klien. 

Apalagi ada kliennya yang mendapatkan omset seratus lima puluh juta rupiah, dengan iklan delapan puluh juta rupiah.

Setelah mendengar pengakuannya, entah mengapa yang muncul dalam pikiran, malah saya bisa melihat bagaimana usaha keluarga saya yang dibangun puluhan tahun, dan sebenarnya cukup stabil, tinggal mengembangkan saja, akan segera hancur keuangannya kalau di-coaching olehnya. 

Belum lagi setiap bulan, saya harus mengadakan rekrutmen karyawan, walau tidak diperlukan. Entah mengapa saya merasa sangat membuang waktu dengan hal seperti itu. 

Mendengarnya saja saya sudah lelah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun