Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kecantikan yang Terpancar melalui Karya

2 September 2021   19:11 Diperbarui: 3 September 2021   21:15 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perempuan dan karyanya. (sumber: pixabay.com/Victoria_Borodinova)

"Wanita selalu mengagumkan"

Itulah alasan yang dikemukakan oleh Sidney Sheldon, mengapa dirinya selalu menjadikan wanita sebagai tokoh utama untuk seluruh novelnya. Alasan tersebut dikemukakan dalam autobiografinya yang berjudul "The Other Side of Me".

Sidney Sheldon lah yang banyak mempengaruhi saya untuk lebih mudah mengagumi wanita ketimbang pria. Yah, termasuk peran keluarga besar juga sih, dimana wanita lebih dominan ketimbang pria.

Dua diantara tokoh utama dalam novel yang ditulis Sidney Sheldon, yang masih nancep dalam sanubari saya adalah Jennifer Parker dan Dana Evans. Dua karakter wanita yang sangat inspiratif dan mengagumkan. 

Mereka cerdas, kuat, dan sangat tahu apa yang mereka sukai. Melalui karakternya, kecantikan mereka sudah dapat saya bayangkan tanpa perlu dideskripsikan dengan detail oleh sang penulis.

Definisi kecantikan seorang wanita versi saya pun bergeser, tidak lagi sekedar kecantikan fisik, melainkan karakter dan kecerdasan.

Namun seiring berjalannya waktu, definisi tersebut semakin meluas. Nicoline Patricia Malina, seorang fotografer Indonesia, mendefinisikan kecantikan wanita adalah sebuah perjalanan hidup wanita tersebut, ketangguhannya, serta penerimaan diri.

Dengan definisi yang ia jelaskan melalui channel YouTube-nya Great Mind, saya malah jadi lebih bisa mengagumi kecantikan wanita dengan lebih luas. Dan bahkan kali ini saya malah mengagumi kecantikan seorang wanita yang terpancar dari karya tulisannya. 

Karya tulisannya mampu menggugah imajinasiku, keinginan untuk mencoba pengalaman baru yang direferensikan dalam tulisannya, sekaligus keinginan untuk terus bertumbuh.

Tidak lupa karya tulisannya juga membuat saya merasa tenang, nyaman, sekaligus dekat dengannya, karena tutur kata dalam setiap susunan katanya menampilkan dirinya sebagai sosok yang hangat dan sangat menghargai orang lain.

Foto Nicoline Patricia Malina | Foto IG @npmalina
Foto Nicoline Patricia Malina | Foto IG @npmalina

Suatu pengalaman unik dan cukup aneh untuk saya, dikarenakan baru kali ini saya merasa kenal dan kagum, bahkan merasa dirinya sangat cantik hanya melalui karyanya.

Padahal wanita tersebut tidak terlalu banyak mendefinisikan tentang dirinya dalam tulisan. Ia lebih banyak menulis tentang tempat wisata dan selipan cerita sejarahnya, kuliner, cerpen dan puisi. 

Sesekali ia memang menulis tips berdasarkan pengalaman pribadinya, membuka ruang untuk mengenalnya lebih dalam, namun masih terbatas.

Tulisannya tentang tempat wisata, mampu menyedot saya masuk dalam dunia khayal, seakan saya sedang merasa ditempat wisata tersebut. Mengagumi keindahan arsitekturnya, menikmati cerita sejarahnya, sekaligus berkeliling untuk melihat situasi arsitektur tersebut.

Bahkan ada disatu titik, saya bisa "melihat" bagaimana bentuk arsitekturnya, terbuat dari bahan apa, sekaligus usia arsitektur tersebut, tanpa perlu melihat foto. 

Bentuk arsitekturnya sendiri sebenarnya tidak dituliskan secara detail oleh penulisnya, namun caranya bertutur dalam kalimat mampu membangun imajinasi, sehingga saya tidak merasa sedang membaca ensiklopedia. 

Ketika saya merasa penat, membaca tulisannya tentang tempat wisata seakan memberikan udara segar. Saya bisa merilekskan pikiran dan tubuh saya, masuk dalam dunia khayal yang indah.

Karya tulisannya mampu membuat saya merasa nyaman dan tenang.

Tidak hanya itu, karya tulisnya juga mampu mendorong saya untuk mencoba pengalaman yang ia alami, seperti mengirimkan kartu pos pada sahabatnya. 

Yap, kartu pos! Cara jadul untuk berkirim pesan.

Padahal saat zaman mengirimkan kartu pos lagi nge-tren, saya sama sekali tidak tertarik untuk melakukannya. Terlalu pendek buat saya untuk menuliskannya. Saya lebih senang dengan tulisan panjang kali lebar, sebagai bentuk pelampiasan kebawelan yang kurang bisa terwujud dalam dunia nyata.

Setelah membaca tulisan wanita tersebut tentang kartu pos, langsung saja saya menuliskan komentar kalau ingin saling berkiriman kartu pos.

Dan alhamdulillah, spontanitas tersebut langsung disambut dengan antusias olehnya. Kami pun saling bertukar alamat.

Sempat saya tidak merasa percaya diri untuk mengirimkannya, lantaran kami belum kenal secara nyata. Khawatir, antusiasme yang ditunjukkan hanya sekedar basa-basi.

Namun, rasa khawatir tersebut langsung tersapu bersih ketika membaca lagi tulisannya yang secara tidak langsung menampilkan dirinya sebagai pribadi yang benar ramah dan tulus.

Setelah berulang kali menulis kartu pos untuknya, akhirnya jadilah satu kartu pos yang siap dikirimkan.

Suatu pengalaman sederhana, namun sangat menyenangkan bagi saya.

Bukunya yang menceritakan tentang salah satu negara Eropa mampu membuang rasa jenuh saya akibat terlalu lama di rumah. Saya merasa sedang diajak jalan-jalan olehnya, diberitahukan makanan kesukaan orang sana, kemudian dibocorkan kebiasaan orang sana bagaimana saja.

Bahkan supaya lebih totalitas, saya malah tertarik untuk membuat minuman kesukaan orang yang tinggal di negeri sana, juga membuat resep makanan yang pernah ditulis olehnya dalam sebuah artikel.

Tidak sama persis, tapi setidaknya saya merasa mirip.

Padahal selama ini kalau saya membaca buku sambil makan, apapun makanannya pasti saya santap. Tidak perlu sengaja-sengaja membuat menu makanan khusus.

Tapi berbeda dengan buku ini, sayang sekali kalau momen membaca saya lewatkan dengan minuman dan makanan ala kadarnya saja. Saya tidak mau merusak "liburan" saya.

Tulisannya mampu menggugah diri saya untuk bertindak dan mengeksplor pengalaman baru yang menyenangkan

Hal ini mengingatkan saya pada sebuah kelas yang menjelaskan bahwa tulisan yang sukses adalah tulisan yang mampu mempersuasi seseorang untuk ingin mengetahui lebih dalam, berpikir dan akhirnya melakukan tindakan.

Saya dibuat kagum oleh tulisan wanita ini. 

Tidak berhenti sampai disana, ada cerpen dan puisi yang ditulis olehnya.

Salah satu cerpen yang ditulis olehnya berjudul Roti Bakar Kesukaan yang ia tayangkan pada malam hari, waktu Indonesia.

Saya sangka tulisannya akan mengisahkan tentang asal mula roti bakar dibuat, dan ditutup dengan resepnya. Tidak berpikir dua kali, saya langsung mengklik artikelnya. 

Kembali saya hanyut dalam tulisannya, ditambah lagi suasana malam yang mendukung. Alamak! Tulisannya ternyata berkisah tentang horor dan perselingkuhan. 

Saya sampai dibuat bergidik ngeri, namun tidak tahan untuk tidak tertawa terbahak-bahak karena tokoh utama dalam ceritanya harus memilih lebih horor melihat penampakan atau ditelpon oleh pasangannya.

Malam itu pun saya bisa tidur nyenyak tanpa terngiang adegan horor.

Walau tidak terngiang akan kehororannya, namun saya tidak bisa menepis pikiran akan teknik tulisan dalam cerpennya. Cerpennya tidak kalah hebat dengan artikel wisata yang ditulisnya. 

Begitu menghanyutkan hingga membawa saya masuk dalam dunia khayal.

Saya sangat merasa terinspirasi dan langsung bersemangat untuk mengambil kelas menulis cerpen yang diadakan oleh salah satu penulis best seller di Indonesia, Dee Lestari. 

Tulisan wanita tersebut memotivasi saya untuk bertumbuh dengan mempelajari hal baru

Ilustrasi kecantikan wanita | Foto Pexels.com/Luis Fernandes
Ilustrasi kecantikan wanita | Foto Pexels.com/Luis Fernandes

Satu hal baru bagi saya, mengingat saya tidak pernah tertarik untuk menulis cerpen, karena tahu diri saya tidak pernah bisa mewujudkan imajinasi dalam bentuk tulisan.

Selama ini, saya hanya menempatkan diri sebagai penikmat saja. Namun tulisan cerpennya, mampu mendobrak zona nyaman saya untuk belajar menulis ke langkah selanjutnya.

Ah, saya tidak membicarakan puisi bukan berarti puisi yang ditulis wanita tersebut tidak bagus. Sebaliknya sangat bagus, bahkan puisinya yang berjudul Cinta Tiga Musim di Langit Firenze sangat mengaduk perasaan saya serasa turut patah hati.

Padahal genre tulisan tentang percintaan sudah lama tidak saya lirik.

Tapi untuk puisi, saya tahu diri lah pasti tidak bisa. Hanya saja saya tidak menutup kemungkinan, suatu hari nanti puisinya bisa kembali mendobrak zona nyaman saya untuk belajar hal baru lagi. 

Itulah kecantikan sang wanita yang terpancar melalui karyanya, yang mampu membuat saya merasa nyaman dan tenang dikala penat, mendorong saya untuk mengeksplor hal baru, dan memotivasi saya untuk bertumbuh. 

Semua itu saya rasakan hanya dalam karyanya, tanpa nasihat, sekaligus yel-yel pemberi semangat darinya.

Sepertinya saya memasuki babak baru untuk definisi kecantikan.

Kecantikan fisik bisa luntur dimakan waktu, namun kecantikan yang terpancar melalui karya itu lebih awet dan lebih terpatri tanpa batas ruang dan waktu

Tulisan ini sebagai gambaran salah satu wujud kekaguman seseorang, sekaligus memandang seorang wanita begitu cantik ketika karyanya sangat menginspirasi. Tidak hanya wanita ini saja, banyak penulis lainnya yang sebenarnya sangat menginspirasi, namun tidak bisa saya tuliskan satu per satu karena akan terlalu panjang.

Tidak hanya dalam karya tulisan, dari pengalaman saya, orang akan selalu menatap seorang wanita dengan kagum dan menganggap dirinya selalu cantik ketika menginspirasi orang lain melalui karyanya.

Sebut saja seperti Dian Sastro sebagai aktris, Marissa Anita dan Desi Anwar sebagai jurnalis, Susi Pudjiastuti sebagai mantan menteri Kelautan dan Perikanan, namun masih menjadi inspirasi banyak wanita. 

Untuk influencer sendiri, saya merasa sangat terinspirasi oleh Muriel Imron, sebagai salah satu orang yang menggiatkan hidup berkesadaran dan mencintai bumi. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Tidak pernah bosan sekali pun melihat wajah mereka, walau seringkali muncul tanpa make up.

Apakah wanita cantik seperti ini juga ada disekeliling kalian? Ataukah Anda lah si wanita cantik yang menginspirasi melalui karya?

Buku yang ditulis oleh sang wanita cantik | Dokumentasi pribadi
Buku yang ditulis oleh sang wanita cantik | Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun