"Liu Zheng Feng, lebih baik kau bertobat sekarang, dan bunuh si Sesat Tua itu, atau tidak anak-anakmu akan aku penggal juga!!", teriak salah satu anggota partai yang beraliran putih.
Liu Zheng Feng shock dan kaget. Hanya bisa terdiam melihat kematian istrinya didepan dirinya. Tiba-tiba ia dihantam dari belakang oleh temannya yang beraliran putih, yang sambil berteriak, "Bertobatlah pengkhianat!!". Liu Zheng Feng sontak muntah darah dan linglung. Belum selesai dia shock dan sawan, tiba-tiba sebilah pedang menembus dada anaknya yang pertama.
"Bunuh Sesat Tua itu! Atau anakmu satu lagi akan ku bunuh!!", teriak salah satu temannya yang beraliran putih lagi.
"Ayaahhh..." tangis anak Liu Zheng Fan sesunggukan.
Liu Zheng Fan sangat marah sekali, ia berkata dengan suara lantang, "Daripada ku kotori pedangku untuk membunuh orang yang benar sahabatku, lebih baik kau bantai semua keluargaku, termasuk aku, hey serigala berbulu domba."
Dan kemudian, tewaslah anaknya yang kedua dengan kepala terpasung.
Sontak Liu Zheng Feng bersiap bunuh diri, Qu Yang, temannya yang sesat langsung menarik ia pergi dari arena pembantaian tersebut.
Sesampainya di taman, tempat mereka biasa bermain musik, Liu Zheng Feng tertawa penuh kepedihan sambil mengambil kecapinya.
Qu Yang langsung mengambil Er Hu-nya, sambil berkata, "Terima kasih sudah membelaku, Sobat."
Liu Zheng Feng berkata, "Tidak akan ku nodai persahabatan kita, hanya karena ambisi mereka saja. Kita berbeda aliran, tapi kita tidak pernah saling menilai hal itu. Apa itu aliran Putih dan Sesat. Perilakunya saja antara Putih dan Sesat sudah tidak ada bedanya. Orang yang dicap baik belum tentu baik, orang yang dicap jahat belum tentu jahat."
Qu Yang tertawa sambil berkata, "Aliran hanya simbol saja, seharusnya bukan jadi benteng untuk bersatu."