Makam Eropa Peneleh
Setelah blusukan ke kampung Peneleh, kami kembali ke Jl Makam Peneleh, kemudian menuju ke De Begraafplaats Peneleh atau yang juga dikenal dengan Makam Belanda Peneleh. Setelah mengisi buku tamu, kami bergegas masuk untuk "nyekar".
"Hier Rust..... apa sih artinya?", tanya Bintang. Aku menjawab, "kayaknya semacam rest in peace dalam bahasa Belanda". Lalu, aku mengambil ponsel dan mulai mengoperasikan google translate.
Menurut papan informasi, Pemakaman Eropa Peneleh dibuka oleh Dr. W. R. van Hovell pada tahun 1847. Area pemakaman ini luasnya sekitar 5,4 hektar.
Bentuk makamnya bermacam-macam, sepertinya sesuai dengan kelas sosial. Makam-makam yang mewah mestilah milik kaum borjuis maupun rohaniawan, sementara lainnya milik rakyat biasa. Kami mendapati beberapa makam yang sudah rusak bahkan berlubang. Sedangkan kondisi makam-makam mewah relatif utuh.
Makam-makam yang nampak raya itu seperti makam Pastor Van Den Elzen dan makam para suster Ordo Ursulin. Dilansir dari begandring.com, para suster Ursulin ini dikuburkan secara kolektif. Selain Pastor dan para suster, terdapat makam mewah lainnya milik P.J.B. De Perez, seorang pejabat Dewan Pemerintah Hindia.
Lodji Besar
Sehabis "nyekar", kami mampir ke kafe Lodji Besar untuk beristirahat sejenak sambil menikmati cappucino dan coklat dingin sebagai penetralisir cuaca panas Surabaya. Saat itu suasana kafe cukup ramai, ada sekelompok remaja yang rupanya tengah melakukan syuting disana. Hmm, mungkin untuk tugas film bertema sejarah.
Dilansir dari beberapa website, Lodji Besar dibangun tahun 1907. Lodji Besar mengusung tema vintage yang senada dengan arsitektur bangunannya. Berbagai perabot jadul, peta, dan potret lawas Surabaya mengisi tiap-tiap ruangan kafe tersebut. Beberapa poster iklan jadul juga turut menghiasi dinding ruang depan yang semakin menambah kesan aesthetic pada kafe.
Kawasan Heritage Peneleh
Seperti yang sudah sering kusebutkan di beberapa tulisan lainnya, Surabaya merupakan daerah yang vital di masa pemerintahan kolonial Belanda. Sehingga wajar kalau Surabaya kaya akan spot-spot heritage. Salah satunya adalah Kampung Peneleh.