Mohon tunggu...
Nabilah FJ
Nabilah FJ Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Manusia yang suka jalan-jalan. Suka sejarah, sosial, dan budaya. Sekarang sedang mengejar impian di departemen humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kampung Peneleh, Surganya Heritage di Surabaya

3 Juni 2024   11:14 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi (artefak dari sumur jobong)

Dok. Pribadi (artefak dari sumur jobong)
Dok. Pribadi (artefak dari sumur jobong)

Makam Eropa Peneleh

Setelah blusukan ke kampung Peneleh, kami kembali ke Jl Makam Peneleh, kemudian menuju ke De Begraafplaats Peneleh atau yang juga dikenal dengan Makam Belanda Peneleh. Setelah mengisi buku tamu, kami bergegas masuk untuk "nyekar".

"Hier Rust..... apa sih artinya?", tanya Bintang. Aku menjawab, "kayaknya semacam rest in peace dalam bahasa Belanda". Lalu, aku mengambil ponsel dan mulai mengoperasikan google translate.

Menurut papan informasi, Pemakaman Eropa Peneleh dibuka oleh Dr. W. R. van Hovell pada tahun 1847. Area pemakaman ini luasnya sekitar 5,4 hektar.

Bentuk makamnya bermacam-macam, sepertinya sesuai dengan kelas sosial. Makam-makam yang mewah mestilah milik kaum borjuis maupun rohaniawan, sementara lainnya milik rakyat biasa. Kami mendapati beberapa makam yang sudah rusak bahkan berlubang. Sedangkan kondisi makam-makam mewah relatif utuh.

Makam-makam yang nampak raya itu seperti makam Pastor Van Den Elzen dan makam para suster Ordo Ursulin. Dilansir dari begandring.com, para suster Ursulin ini dikuburkan secara kolektif. Selain Pastor dan para suster, terdapat makam mewah lainnya milik P.J.B. De Perez, seorang pejabat Dewan Pemerintah Hindia.

Dok. Pribadi (in frame: Bintang)
Dok. Pribadi (in frame: Bintang)

Lodji Besar

Sehabis "nyekar", kami mampir ke kafe Lodji Besar untuk beristirahat sejenak sambil menikmati cappucino dan coklat dingin sebagai penetralisir cuaca panas Surabaya. Saat itu suasana kafe cukup ramai, ada sekelompok remaja yang rupanya tengah melakukan syuting disana. Hmm, mungkin untuk tugas film bertema sejarah.

Dilansir dari beberapa website, Lodji Besar dibangun tahun 1907. Lodji Besar mengusung tema vintage yang senada dengan arsitektur bangunannya. Berbagai perabot jadul, peta, dan potret lawas Surabaya mengisi tiap-tiap ruangan kafe tersebut. Beberapa poster iklan jadul juga turut menghiasi dinding ruang depan yang semakin menambah kesan aesthetic pada kafe.

Dok. Pribadi (in frame: Bintang)
Dok. Pribadi (in frame: Bintang)

Kawasan Heritage Peneleh

Seperti yang sudah sering kusebutkan di beberapa tulisan lainnya, Surabaya merupakan daerah yang vital di masa pemerintahan kolonial Belanda. Sehingga wajar kalau Surabaya kaya akan spot-spot heritage. Salah satunya adalah Kampung Peneleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun