Mohon tunggu...
Najwa Herdiani
Najwa Herdiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Najwa Herdiani, saya dari jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hobi saya adalah memasak, membaca dan menonton film. Makanan favorit saya adalah mie, nasi mentai, burger, dan pizza. Lalu minuman favorit saya adalah jus alpukat, minuman yougurt dan susu coklat. Kampung halaman saya adalah bekasi dan saya juga lahir di bekasi, dan kedua orang tua saya juga berasal dari bekasi. Dan asal sekolah saya dari, MA Alhamid, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Loyalitas dalam Islam

9 November 2024   02:13 Diperbarui: 14 November 2024   10:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tugas Artikel Mata Kuliah Studi Islam

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Muhammad Firdaus, Lc., MA., Ph. D

Disusun Oleh :

Najwa Herdiani

NIM : 12405051020014

Program Studi :

Pengembangan Masyarakat Islam

Semester 1

Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Loyalitas dalam Islam

Abstract : Loyalty in Islam, especially in the context of economics, business and banking, has basic principles based on honesty, justice and social responsibility. In an Islamic economic perspective, loyalty does not only refer to the relationship between individuals and Allah and His Messenger, but also includes relationships between economic actors---both entrepreneurs, consumers and financial institutions---which must be carried out with high integrity and ethics. 

This concept of loyalty requires transparency, avoidance of detrimental practices, such as usury (interest), and ensuring transactions are carried out on the principle of mutual benefit and without fraud.

Keyword : loyalty 

Abstrak : Kesetiaan dalam Islam khususnya dalam konteks ekonomi, bisnis dan perbankan mempunyai prinsip dasar yang dilandasi kejujuran, keadilan dan tanggung jawab sosial. Dalam perspektif ekonomi Islam, loyalitas tidak hanya mengacu pada hubungan antara individu dengan Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga mencakup hubungan antar pelaku ekonomi---baik pengusaha, konsumen, dan lembaga keuangan---yang harus dilakukan dengan integritas dan etika yang tinggi. 

Konsep loyalitas ini memerlukan transparansi, penghindaran praktik-praktik yang merugikan, seperti riba (bunga), dan memastikan transaksi dilakukan berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan tanpa penipuan.

Kata kunci : loyalitas 

PENDAHULUAN

Loyalitas dalam Islam tidak hanya mencakup hubungan antara individu dengan sesama manusia, tetapi juga mencakup hubungan dengan lembaga dan sistem ekonomi yang adil dan sesuai dengan prinsip syariah. Dalam konteks perbankan, loyalitas sosial dalam Islam bisa dilihat sebagai kesetiaan nasabah terhadap lembaga keuangan yang beroperasi dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti menghindari riba, keadilan, dan transparansi. 

Bank-bank syariah, yang menawarkan produk dan layanan berdasarkan hukum Islam, berperan penting dalam mengedukasi nasabah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.

 Loyalitas nasabah terhadap bank syariah tidak hanya dilihat dari segi kepuasan layanan, tetapi juga dari kesadaran untuk bertransaksi sesuai dengan ajaran agama yang mengutamakan keadilan, transparansi, dan kesejahteraan bersama. 

Artikel ini akan membahas bagaimana loyalitas sosial dalam Islam berperan dalam meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap lembaga perbankan syariah, serta bagaimana hal tersebut berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah.

PEMBAHASAN

Loyalitas dalam Ekonomi Islam: Prinsip Kejujuran dan Keadilan dalam Bisnis dan Perbankan

                Etika bisnis Islam adalah landasan normatif yang bersumber dari ajaran Islam yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, sebagai acuan bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara alami. Menurut Beekum Dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa prinsip yang menjadi acuan dalam melakukan bisnis yang sesuai dengan ajaran Islam, yaitu keadilan, kehendak bebas, tanggung jawab, dan kebenaran.

  • Keadilan, Maududi mengatakan bahwa hanya Islamlah yang mampu menghadirkan sebuah sistem yang realistik dan keadilan sosial yang sempurna. Ajaran Al-Qur'an yang menyangkut keadilan dalam bisnis ini bisa dikategorikan menjadi dua yaitu bersifat imperatif (bentuk perintah) dan berbentuk perlindungan.
  • Kehendak bebas (Free Will), Nawatmi mengungkapkan bahwa dalam bisnis manusia punya kebebasan untuk membuat kesepakatan atau bekerja sama bukan untuk merugikan orang lain.

  • Tanggung Jawab, manusia harus memberikan pertanggungjawabannya nanti dihadapan Allah atas segala keputusan dan tindakan yang dilakukannya. Bertanggung jawab adalah perbuatan yang menjunjung tinggi etika dan moral, pelaku bisnis harus memiliki sikap tanggung jawab. Bagi para pebisnis sikap yang sangat mendasar adalah kebebasan dan bertanggung jawab.

  • Kebenaran, dalam konteks etika bisnis Islam, selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, tetapi mengandung pula dua unsur, yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagian niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi), proses mencari, atau memperoleh komoditas pengembangan ataupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.

Loyalitas Pelanggan Menurut Tjiptono loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Ali Hasan berpendapat jika loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai orang yang membeli, khususnya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Sikap loyalitas konsumen terbentuk setelah kepuasan konsumen terpenuhi. 

Loyalitas disini dapat diukur dengan indikator, yaitu: 1. Repeat, yaitu apabila konsumen atau pelanggan membutuhkan barang atau jasa yang disediakan oleh penyedia barang atau jasa yang bersangkutan. 

2. Retention, yakni ia tidak terpengaruh barang atau jasa yang ditawarkan oleh pihak lain. 

3. Referral, apabila barang atau jasa yang diterima memuaskan, maka konsumen akan memberitahukan kepada pihak lain, dan sebaliknya apabila ada ketidakpuasan atas pelayan yang diterima ia tidak akan bicara pada pihak lain, tapi justru akan memberitahukan layanan yang kurang memuaskan tersebut pada pihak penyedia barang (Huzaimah, Ibdalsya,. 2018).

Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatkan Loyalitas Pelanggan Disuatu Pusat KulinerDi  JalanTondong Kecamatan Sinjai Utara

Kepuasan pelanggan yaitu respon atau tanggapan yang diberikan kepada konsumen setelah terpenuhinya kebutuhan mereka akan sebuah produk dan jasa sehingga para konsumen memperoleh rasa nyaman dan senang karena harapannya terpenuhi. 

Selain itu kepuasan pelanggan sering dijadikan salah satu tujuan utama dari strategi pemasaran bisnis, baik bisnis yang dijalankan dengan memproduksi barang maupun jasa. Kepuasan pelanggan ternyata juga dapat mempengaruhi omset penjualan yang dihasilkan. 

Jika pelanggan merasa puas dengan produk maka permintaan akan meningkat dan omset penjualan pun ikut naik, sebaliknya jika pelanggan tidak merasa puas maka pernintaan akan menurung begitu juga dengan omset penjualan. Hal penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu, pelanggan yang kurang puas dengan suatu produk yang kita tawarkan Adapun faktor-faktor yang pengaruh loyalitas pelanggan disuatu pusatkuliner

yaitu:

a. Pengaruh Lokasi Terhadap Loyalitas Konsumen

Hasil penelitian yang dilakukan pusat kuliner di jalan tondong ini menyatakanbahwa lokasi tersebut berpengaruh positif dan siknifikasi terhadap loyalitas pelanggan. Dari hasil penelitian yang di dapatkan bahwa sebagai responden menggap bahwa lokasi tempat ini sangat strategis buat pusat kuliner. Hal ini dikarnakan factor penentuan letak pusat kuliner di jalan tondong sangat bangus sehingga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dan konsumen. 

Loyalitas pelanggan tercipta karena adanya hubungan konsumen antara pelanggan dengan penjual. Hubungan yang harmonis ini tercipta karena adanya kepuasan pelanggan dari pihak pelanggan.Sebagaiman Zul Fikar Syam dalam keteranga wawancara penelitian mengatakan bahwa: Iya, tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi karena tempat ini sangat strategis dan banyak yang dating mengunjungi tempat ini. 

Hal tersebut diungkapkan pulah oleh salah seorang kariyawan pemilik kedai cafe karampuang pusat kuliner jalan tondong. Sebagaimana Iksan keterangan hasil wawancara peneliti mengatakan bahwa: Tempat ini sangat bagus apalagi kalau ada acara di tempat ini pasti ramai dengan pengunjung yang datang. Dan omset penjual pun akanbertambahdarihari-hari sebelumnya

b. Pengaruh Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan

Hasil penelitian yang di lakukan di jalan tondong menyatakan bahwa pelayanan sangat berpengaruh positif dan signifikasi terhadap loyalitas pelanggan dan konsumen dikarnakan adanya beberapa faktor, misalnya karyawan menyakinkan bahwa makan atau minuman yang dia pesan kosong atau habis. Sehingga pelanggan dapat memesan makanan dan minuman yang lain.

 Loyalitas pelanggan tercipta karenaadanya hubungan harmonis antara pelang dan pemilik pusat kuliner. Hubungan harmonis ini tercipta karena adanya kepuasan dari pihak pelanggan. 

Penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh antara pelayanan dengan loyalitas konsumen. Artinya, pelayanan karyawan dipuat kuliner yang baik mempengaruhi loyalitas konsumen atau membantu sikap loyal konsumen. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang diberikan oleh karyawan pusat kuliner di jalan tondong sudah cukup optimal, misalnya dalam merespon dan bertindak cepat untuk melayani konsumen.

c. Pengaruh Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan

Hasil penelitian yang dilakuakan pusat kuliner di jalan tondong ini menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikasi terhadap loyalitas pelanggan. Harga sangat mempengaruh orang yang singgan dan memesan di tempat pusat kuliner. Untuk membangun loyalitas pelanggan, dapat ditempuh dengan cara memberikan harga yang dapat di jangkau oleh pelanggan. Loyalitas pelanggan tercipta karna adanya hubungan yang harmonis antara pelanggan dan konsumen (Ismawati Asmi Dan Srianti Permata, 2020, 36-44).

            Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Variabel Moderating

Kuliatas produk yang berinteraksi denga kepuasan pelanggan dinilai tidak memberika pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan Kepuasan pelanggan Raos Kopi Tulungagun cenderung sebuah perasaan yang tidak hanya dapat dipenuhi dengan adanya kualitas dalam produk itu sendiri. Beberapa faktor lainnya yang mungkin dapat memberikan pengaruh lebih besar terhadap kepuasan pelanggan seperti halnya kepopuleran, variasi, kepercayaan maupun kebutuhan.

           Pengaruh Harga Produk terhadapLoyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan  sebagai Variabel Moderating Harga  merupakan sebuah indikator dari kepuasan pelanggan.

Pelanggan sering kali menjadikan harga sebagai tolak ukur kemanfaatan yang akan diperolehnya. Kemampuan konsumen untuk memperoleh barang yang diinginkannya tidak selalu dengan keinginannya memperoleh harga  produk yang murah atau standrat. Daya beli konsumen yang meningkat dapat menyebabkan konsumen beralih dari produk yang memiliki nilai lebih rendah kepada produk yang nilainya lebih tinggi. 

Konsumen dapat kehilangan rasa loyalnya akibat beberapa hal lainnya seperti kebutuhan, pengaruh untuk mencoba hal baru dan kemampuannya untuk menjangkau produk lain.

           Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan sebagai Variabel Moderating Kualitas Pelayanan tidak diperhatikan dalam menciptakan loyalitas pelanggan.

 Pelanggan cenderung memilih faktor lainnya seperti variasi produk, kepopuleran merek dan faktor lainnya yang tidak ikut dalam penelitian ini. Pelanggan yang berlokasi jauh dengan lokasi usaha tentunya akan jarang memperoleh pelayanan dibandingkan pelanggan yang sering datang langsung ke kedai, oleh sebab itu kualitas pelayanan tidak selalu menjadi penyokong adanya loyalitas. 

Pelanggan yang berlokasi jauh memanfaatkan media online dan jasa kirim untuk memperoleh produk yang diproduksi oleh Raos Kopi Tulungagung. pelayanan jasa kirim tersebut bukan berasal langsung dari pelaku usaha Raos Kopi Tulungagung, hal tersebut menjadi salah satu wujud bahwa kualitas pelayanan tidak memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan maupun loyalitas pelanggan (Ivan Fadilla Budi Wardana Dan Sri Eka Astutiningsih, 2022, 2626-2640).

            Pengaruh Kepemimpinan Islami Terhadap Loyalitas Dengan Mediasi Kepuasan Kerja

Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan Islami yang mencerminkan sifat Nabi Muhammad SAW akan menunjukkan perilaku benar (shidiq), dapat dipercaya dan bertanggung jawab (amanah), memiliki keterampilan berkomunikasi (tabligh), dan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas (fathonah). 

Perilaku pemimpin yang positif tersebut sesuai dengan harapan karyawan dan selanjutnya akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Karyawan akan memiliki loyalitas jika merasakan kepuasan dalam melaksanakan pekerjaannya yang didukung dengan gaji dan bonus yang sesuai, lingkungan kerja yang kondusif, pemimpin yang baik.

           Loyalitas Karyawan

Loyalitas karyawan adalah penilaian responden tentang komitmen

karyawan terhadap kesuksesan organisasi dan keyakinan untuk tetap bekerja di BNI Syariah. Indikator yang mengukur loyalitas karyawan adalah sebagai berikut:

  • Tetap bekerja di organisasi, 2) Merekomendasikan organisasi, 3) Tetap mempertahankan organisasi, 4)Mendukung tujuan organisasi, 5)Kesetiaan pada organisasi, 6) Rasa memiliki pada organisasi.
  • Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan

Hasil hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan "Kepuasan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas karyawan". Terbukti kebenarannya bahwa kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap loyalitas karyawan. 

Artinya semakin tinggikepuasan kerja karyawan pada berbagai aspek pekerjaannya maka semakin tinggi pula loyalitas karyawan pada organisasinya. Pengaruh Kepemimpinan Islami terhadap Loyalitas dengan mediasi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja memediasi secara penuh pengaruh kepemimpinan Islami terhadap loyalitas karyawan. 

Terbukti kebenarannya dengan melalui pengaruh mediasi kepuasan kerja yang memperlihatkan bahwa kepemimpinan Islami secara langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas karyawan. Penerapan kepemimpinan Islami yang tinggi akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan selanjutnya kepuasan kerja yang tinggi akan meningkatkan loyalitas karyawan BNI Syariah (Ervina Yusvita Elfani, 2019).

  • Loyalitas Pelanggan Dalam Islam

Islam merupakan agama yang mengatur segala dimensi kehidupan. Al-Qur'an diturunkan Allah SWT kepada manusia untuk memberikan solusi atas segala permasalahan hidup. Oleh karena itu, setiap aktivitas hidup selalu berhubungan dengan aturan secara islam. Demikian halnya dalam penyampaian jasa, setiap aktivitas yang terkait harus didasari oleh kepatuhan terhadap Syariah yang penuh dengan nilai-nilai moral dan etika. 

Loyalitas dalam Islam disebut dengan al-wala. Secara etimologi, alwala memiliki beberapa makna, antara lain mencintai, menolong, mengikuti, dan mendekat kepada sesuatu. 

Konsep loyalitas dalam Islam atau al-wala' adalah ketundukan mutlak kepada Allah SWT dalam wujud menjalankan syariah Islam sepenuhnya. Loyalitas pelanggan dalam Islam terjadi apabila aktivitas muamalah itu dapat memberi manfaat yang saling menguntungkan kedua belah pihak, karena terpenuhinya kewajiban serta hak masing-masing melalui penerapan nilai-nilai Islam.

  • Membangun Loyalitas Pelanggan

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. 

Sedangkan pelanggan merupakan orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus. Sehingga dikatakan juga bahwa pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsungdengan usaha bisnis yang dijalankan. 

Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun jasa yangdihasilkan oleh badan usahatersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang terjadi secara berulang-ulang.

  • Dimensi Loyalitas Pelanggan

Dimensi berfungsi untuk memberikan arah mengenai pengukurannya atau sudut pandang terhadap konsep yang didefinisikan. Dalam pembahasan ini yang menjadi konsep arahan adalah loyalitas pelanggan. Oleh demikian terdapat beberapa sudut pandang dari konsep yang dijadikan objek. 

Loyalitas pelanggan dapat dijadikan sebagai strategi manajemen dalambisnis karena tujuan akhir dalam bisnis adalah pembentukan laba. Perolehan laba dapat dicapai melalui strategi bisnis yakni melalui pembentukan loyalitas pelanggan yang kuat (Mashuri, 2020, 54-64).

Loyalitas Konsumen

Loyalitas merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan, dan keluhan pelanggan.Loyatitas konsumen adalahkomitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok (perusahaan), berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. 

Loyalitas adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih Loyalitas sebagai suatu kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali.

Tahap Pembentukan Loyalitas

Adapun tahap pembentukan loyalitas menurut Jill Griffin adalah :

a. Suspect

meliputi semua orang yang akan membeli produk atau jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagi suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli tetapi belum mengetahui apapun mengenai perusahaan dan produk atau jasa.

b. Prospect

adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospectini meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan dan produk atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan produk atau jasa tersebut padanya.

c. Disqualified Prospect

yaituprospect yang telah mengetahui keberadaan produk atau jasa tertentu atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli produk atau jasa.

d. Fist Timer Buyer

yaitu konsumen yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi konsumen dari produk atau jasa pesaing.

e. Repeat Customer

yaitu konsumen telah melakukan penelitian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda-beda.

f. Client

Client membeli semua produk atau jasa yang ditawarkan yang mereka butuhkan dan membeli secara teratur.Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama.

 g. Advocate

Seperti layaknya client, advocate membeli seluruh produk atau jasa yang ditawarkan yang ia butuhkan serta melakukan pembelian secara teratur. Sebagai tambahan mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli produk atau jasa tersebut.

            Membangun Loyalitas

Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimpi semua pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran jangka panjang Perusahaan yang ingin membentuk ikatan pelanggan yang kuat harus memperhatikan sejumlah pertimbangan yang beragam (Veti Andriani, 2018).

KESIMPULAN

Artikel ini membahas loyalitas dalam ekonomi Islam, terutama dalam konteks bisnis dan perbankan syariah, dengan menekankan pada prinsip-prinsip dasar seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial. 

Dalam perspektif ekonomi Islam, loyalitas bukan hanya terwujud dalam hubungan antara individu dengan Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga mencakup hubungan antar pelaku ekonomi pengusaha, konsumen, dan lembaga keuangan yang harus dilandasi oleh integritas dan etika yang tinggi.

 Loyalitas nasabah terhadap bank syariah, misalnya, mencerminkan komitmen untuk bertransaksi dengan prinsip-prinsip yang adil, transparan, dan sesuai dengan ajaran Islam, yang menghindari praktik-praktik merugikan seperti riba dan penipuan. Dalam bisnis Islam, loyalitas pelanggan dibangun berdasarkan kepuasan yang sah, keadilan harga, serta pelayanan yang baik.

Prinsip-prinsip dan etika bisnis Islam seperti keadilan, tanggung jawab, kebenaran, dan kehendak bebas menjadi pedoman penting bagi para pelaku bisnis untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Loyalitas dalam bisnis Islam bukan hanya berkaitan dengan keuntungan ekonomi semata, tetapi juga dengan kepatuhan terhadap  Syariah dan nilai-nilai moral yang membimbing setiap transaksi.

Selain itu, kepemimpinan Islami yang mencerminkan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dapat memperkuat loyalitas karyawan, yang pada gilirannya berdampak positif terhadap produktivitas dan keberlanjutan organisasi. Pemimpin yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab akan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, yang mendorong karyawan untuk tetap loyal terhadap tujuan organisasi.

Secara keseluruhan, artikel ini menunjukkan bahwa loyalitas dalam ekonomi Islam tidak hanya terkait dengan hubungan bisnis yang menguntungkan secara material, tetapi juga mencakup dimensi moral dan sosial yang lebih luas, yang berakar pada prinsip-prinsip syariah yang mendasari seluruh kegiatan ekonomi dan bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Huzaimah, I. (2018). Analisis Etika Bisnis Islam Dan Kualitas Pelayanan Dalam Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Pelanggan Pada Bank Tabungan Negara (Btn) Syariah Cabang Bogor. Jurnal Ekonomi Syariah, 4(2).

Permata, S., & Azmi, I. (2020). Tinjauan Etika Bisnis Islam Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Pusat Kuliner Di Jalan Tondong Kecamatan Sinjai Utara. Jurnal Adz-Dzahab: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 5(1), 36-44.

Wardana, I. F. B., & Astutiningsih, S. E. (2022). Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan (Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Moderating) Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(3), 2626-2640.

Elfani, E. Y. (2019). Pengaruh Kepemimpinan Islami Terhadap Loyalitas Dengan Mediasi Kepuasan Kerja Karyawan Bank Bni Syariah Di Surabaya (Doctoral dissertation, STIE Perbanas Surabaya).

Mashuri, M. (2020). Analisis Dimensi Loyalitas Pelangan Berdasarkan Perspektif Islam. IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 9(1), 54-64.

Andriani, V. (2018). Analisis Pengaruh Pemberian Potongan Harga Melalui Member Card Terhadap Loyalitas Konsumen dalam Perspektif Etika Bisnis Islam (Study Pada Mall Ramayana Tanjung Karang) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun