Mohon tunggu...
Nailis Saniyyah
Nailis Saniyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis/lumayan terbuka pada sosial/konten favorit tentang kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemilik Hadiah Terbaik

10 November 2023   17:09 Diperbarui: 10 November 2023   17:17 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku mau anter kamu buat pulang, Bas." Ucap Lingga. Seketika Bastian melepaskan tangannya dari lengan Lingga. Menatap lingga dengan terkejut.

"Gak lucu, Lin. Aku gak pernah mau balik kesini." Ujar Bastian tegas.

"Tapi kamu harus balik, Bas. Kamu gak bisa selamanya ikut aku. Gak bisa"

"Bisa. Aku ikut kamu karena kemauan aku, Lin. Bukan keterpaksaan."

"Aku tahu. Tapi kamu masih punya orang tua dirumah yang pasti udah nyari-nyari kamu selama ini. Seperti hal nya nelayan tadi. Dia punya keluarga yang udah pastinya lagi nungguin dia kaya yang kamu bilang."

"Hidup sama orang tua yang penuh dengan rekayasa dan tekanan maksud kamu? Kamu ngebiarin aku hidup ditempat yang bahkan aku udah terlalu muak sama tempat ini sejak lama. Bahkan sebelum aku memutuskan buat ikut pergi sama kamu, fikiran untuk lari udah ada di bagian rencana aku. Dan sekarang aku udah pergi kamu malah bawa aku balik kesini?" Bastian mengusap rambutnya frustasi. Benar-benar tidak habis fikir dengan jalan fikiran Lingga. Kenapa semuanya jadi begitu rumit setelah berbulan-bulan mereka tampak begitu bahagia melewati banyak perjalanan-perjalanan yang menakjubkan?.

Lingga terdiam menahan air matanya agar tidak keluar. Sebisa mungkin dia tahan karena keputusan inilah yang terbaik. Dia hanya tidak ingin membuat semuanya makin rumit. Dia ingin membebaskan Bastian. Meskipun dengan cara ini Lingga tahu, bahwa kedepannya akan membuat Lingga dan Bastian tidak akan pernah benar baik-baik saja. Lingga terdiam cukup lama, mencoba untuk tetap tenang karena Bastian yang kini dihadapan nya, bukan lagi bastian yang selalu tenang menghadapi situasi apapun, namun Bastian yang amarahnya mulai memuncak karena bukan ini perjalanan yang dia inginkan.

"Maaf, Bas"

"Enggak. Aku gak nerima maaf kamu kali ini. Aku cuma butuh penjelasan kamu sekarang. Kenapa harus tempat ini? Kamu paling tahu, Lin, bahwa ketika aku udah kembali ke tempat ini itu artinya kita selesai dan aku gak mau itu terjadi."

"Kita gak bisa selamanya lari, Bas. Karena mau gak mau kamu akan tetap kembali ketempat ini, kamu masih punya keluarga disini. Dan kamu juga harus menikah sama Alin."

"Lingga! Stop bicara pernikahan. Karena gak akan pernah ada pernikahan antara aku atau kamu dengan orang lain. Jadi stop bicara soal itu." Bastian benar-benar marah kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun