Kali ini Lingga seketika menoleh kearah Bastian. Melupakan kekesalannya sejenak. Menatap Bastian dengan serius.
"Karena aku udah nemuin kamu, jadi itu hadiah terbaikku. Kamu Lingga." Ucap Bastian sambil menatap kedua mata Lingga dengan tatapan yang begitu lembut, tatapan yang membuat siapapun akan terpesona melihatnya. Lingga hanya diam membalas tatapan Bastian. Seolah terhipnotis. Entah apa yang harus dikatakan Lingga untuk membalas ucapan Bastian. Namun, satu hal yang diketahui Lingga, dia menemukan jawaban istimewa dari pertanyaan sederhananya. Pertanyaan yang tampak biasa bagi Lingga, namun siapa tahu bahwa dia akan mendapat jawaban yang begitu indah dari mulut seorang laki-laki baik yang selama ini selalu menemani Lingga menyusuri lautan bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Seorang lelaki yang mampu membuat Lingga merasa bahwa didunia ini, tidak perlu ada yang ditakuti. Lelaki itu kini tengah tersenyum menatap Lingga. Hadiah terbaiknya. Sedangkan Lingga, kini menunduk malu memalingkan wajahnya dari Bastian. Bastian pun tertawa pelan melihat wajah cantik Lingga yang kini memerah.
"Jadi, kita mau kemana kali ini?" Tanya Bastian setelah cukup lama saling diam.
"Entah" Jawab Lingga sambil menatap lurus kedepan. Menatap lautan yang luasnya tidak berujung.
"Tumben, Lin" Ujar Bastian.
"Kenapa?" Tanya Lingga heran.
"Tumben kamu gak punya tujuan kali ini. Biasanya juga kamu yang selalu nentuin peta kita akan berlabuh kemana".
"Kali ini, rasanya aku mau disini terus, Bas. Duduk kaya gini, ngobrol berdua sama kamu, nikmatin banyak momen sama kamu disini. Aku  rasanya gak mau berlabuh kemana-mana, Bas. Untuk kali ini." Lingga berkata dengan sangat pelan tanpa melihat kearah Bastian. Menerawang jauh kedepan. Entah apa yang ada di fikiran Lingga hingga dia bisa berkata seperti itu. Sedangkan Bastian tengah menatap Lingga dengan tatapan yang sangat dalam. Mencoba menebak-nebak isi fikiran Lingga. Bukan seperti Lingga yang biasanya selalu memiliki peta perjalanan yang menakjubkan. Namun kali ini, gadis cantik disampingnya ini justru memintanya untuk tetap berada di sebuah perahu yang sangat sederhana ini.
"Kalo gitu, kasian dong bapak nelayan nya, Lin." Ucap Bastian sambil tertawa pelan, berusaha bergurau. Namun sepertinya Lingga tidak tertarik dengan candaan Bastian, karena kini dia hanya diam seolah tidak berniat membalas ucapan Bastian.
"Tapi tetap kita harus punya tujuan, Lin. Disini, ada aku, kamu, dan nelayan itu. Kita semua punya masing-masing tujuan. Kita gak bisa selamanya ada disini. Gimana kalo ternyata bapak nelayan itu ada keluarga dirumah yang sekarang lagi nunggu buat ayahnya pulang?" Jelas Bastian dengan lembut dan sangat hati-hati. Sangat menjaga perasaan Lingga.
"Iya kamu bener, semua orang punya tujuan dihidupnya. Tapi untuk kali ini aku gak punya tujuan, Bas."