"Hasna...." Panggil zayyan. Hasna mendongak kan kepala nya menatap zayyan walau sekilas.
" Apa yang ingin kamu sampaikan kepada saya?" Tanya zayyan sambil menatap sekilas wajah Hasna .
" Be- begini bang.... Sebelumnya mohon maaf sebesar-besarnya aku tidak bisa melanjutkan ta'aruf kita, karena aku sudah dilamar oleh anak dari sahabat ayah ku..." Mata Hasna mulai berkaca-kaca. Intan mengelus punggung Hasna memberikan kekuatan.
Ekspresi wajah zayyan Berubah kaget namun sebisa mungkin ia tahan
" Kamu menerima lamaran itu na??" Tanya zayyan dengan suara pelan .
" Aku gak bisa untuk menolaknya bang, acara lamaran juga sudah dipersiapkan tanpa aku tau."
Mereka bertiga saling diam, begitupun dengan zayyan . Rasanya hancur sekali... Wanita yang ia perjuangkan di penghujung sepertiga malam. Wanita yang menjadi tujuan dia pulang dari Cairo untuk melamarnya ternyata sudah didahului oleh lelaki lain. Rasanya dunianya hancur, sakit. Namun ia mencoba ikhlas, bahwa bukan Hasna yang Allah pilihkan sebagai penyempurna separuh agamanya, bukan Hasna yang menjadi teman berbuka puasa nya.
'wahai Allah kuatkan aku untuk menerima ini semua' batin zayyan.
Setelah sekian menit mereka saling terdiam akhirnya zayyan membuka suara.
" Kapan pernikahan kalian dilaksanakan?..."
Tanya zayyan