Rasanya Hasna tidak menyangka ada yang memperhatikan kehidupannya padahal Hasna cukup tertutup.
" Bang, jujur aku benar-benar keberatan dengan perjodohan ini tapi ayah ku sama sekali tidak menerima penolakan apapun dari ku. Aku mohon bang, batalin semua ini aku gak bisa..." Hasna mulai frustasi rasanya jika berbicara tentang perjodohan ini.
" Maaf Hasna bukannya aku memaksa mu tapi semua rencana pernikahan kita udah hampir selesai. Kamu tau kan 2 hari lagi acara pertunangan sekaligus persiapan pernikahan kita yang tinggal 2 bulan lagi".
Dan lagi-lagi Hasna seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa . Rasanya sudah pasrah dengan kehidupannya nanti .
" Aku gak tau apa-apa tentang itu bang.." bulir bulir bening itu mulai turun membasahi pipi halus nya.
" Bahkan semua merahasiakannya dari ku, kalau kamu juga menginginkan ini aku siap demi orang tua ku." Hasna mengelap sisa air mata di pipinya dan bergegas bangkit untuk pergi .
" Terimakasih aku pamit bang, sampai bertemu dihari pernikahan." Balasnya dengan senyuman getir dan linangan air mata. Arga hanya menatap nanar kepergian Hasna.
Hasna menepi disebuah masjid yang sering ia kunjungi untuk menghadiri kajian dan tempat dimana ia bertemu dengan sosok lelaki yang dia tunggu hampir tiga tahun ini. Rasanya sesak sekali. Hasna mulai masuk kedalam masjid untuk menunaikan sholat ashar.
"Semoga setelah sholat Allah beri kelapangan di hati ku ini." Ucapnya dalam hati.
Selepas sholat ashar Hasna membuka hp nya dan mendapat pesan dari temannya intan tak berselang lama intan menelpon nya sehingga membuat Hasna segera keluar masjid.
" Assalamualaikum hasna..." Mulai intan