1. Membangun Lingkungan Kerja yang Mendukung Work-Life Balance
Perusahaan perlu mengadopsi sistem kerja yang fleksibel serta mengurangi budaya lembur yang berlebihan. Ini akan membantu karyawan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
2. Menyediakan Dukungan Kesehatan Mental
Menyediakan program kesehatan mental dan memastikan bahwa karyawan merasa didukung dalam menghadapi stres akan meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
3. Memberikan Pengakuan dan Apresiasi yang Adil
Apresiasi yang adil atas kontribusi karyawan sangat penting. Memberikan penghargaan atau bonus dapat menjadi salah satu cara efektif untuk memotivasi mereka bekerja lebih baik.
4. Fokus pada Pengembangan Karier Karyawan
Perusahaan sebaiknya memberikan jalur karier yang jelas serta kesempatan pengembangan diri yang sesuai dengan aspirasi karyawan, sehingga mereka merasa termotivasi untuk tetap bekerja dan berkontribusi lebih.
Fenomena soft quitting pada Generasi Z dan Milenial merupakan cerminan dari perubahan ekspektasi di dunia kerja. Mereka tidak lagi melihat pekerjaan sebagai pusat kehidupan mereka, melainkan sebagai bagian yang harus seimbang dengan aspek hidup lainnya.
Untuk mengatasi fenomena ini, perusahaan perlu beradaptasi dengan harapan dan nilai generasi muda yang lebih menekankan keseimbangan hidup, kesehatan mental, dan apresiasi yang adil.
Perubahan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk memperbaiki budaya kerja. Dengan memahami akar masalah soft quitting, diharapkan perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan mendukung kesejahteraan karyawan, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja secara keseluruhan.