Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengenal Doom Spending di Kalangan Generasi Z: Dampak dan Cara Mengatasinya

28 September 2024   06:22 Diperbarui: 28 September 2024   06:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal istilah Doom Spending pada generasi muda. (sumber gambar:Pexels via Kompas)

Generasi Z, atau mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi digital dan internet di ujung jari mereka. 

Di satu sisi, mereka dikenal adaptif, kreatif, dan inovatif. Namun, di sisi lain, mereka juga menghadapi tantangan besar seperti ketidakpastian ekonomi, krisis iklim, pandemi global, dan tekanan sosial yang semakin intensif. 

Dalam kondisi seperti ini, tren Doom Spending semakin banyak dijumpai di kalangan generasi ini.

Doom Spending, yaitu perilaku belanja berlebihan sebagai respons terhadap stres dan ketidakpastian, telah menjadi fenomena yang semakin umum, terutama di kalangan Generasi Z dan Milenial. 

Mereka sering kali menggunakan belanja sebagai cara untuk melarikan diri dari tekanan yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Mengapa Generasi Z dan Milenial Rentan Terhadap Doom Spending?

1. Tekanan Sosial Media dan Gaya Hidup Digital

Generasi Z adalah generasi yang tumbuh besar dengan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Platform ini secara konstan menampilkan gaya hidup mewah dan konsumtif, yang membuat Generasi Z merasa harus mengikuti tren terbaru agar tidak ketinggalan. 

Budaya FOMO (Fear of Missing Out) membuat mereka terdorong untuk membeli barang-barang yang mungkin sebenarnya tidak mereka butuhkan. 

2. Kondisi Ekonomi yang Tidak Stabil

Banyak anggota Generasi Z yang tumbuh dewasa di tengah krisis ekonomi global, pandemi COVID-19, dan inflasi yang meroket. Kondisi ini memunculkan ketidakpastian masa depan yang tinggi. 

Alih-alih menabung atau berinvestasi, banyak yang justru memilih untuk menikmati masa kini dengan berbelanja, sebagai bentuk "pelarian" dari kecemasan akan masa depan yang suram.

3. Mental Health Crisis

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat terbuka tentang isu kesehatan mental, tetapi juga sebagai generasi yang paling banyak mengalami masalah mental seperti kecemasan dan depresi. 

Doom Spending menjadi salah satu cara mereka untuk meredakan stres, meskipun efeknya hanya bersifat sementara dan sering kali memperburuk kondisi finansial mereka di kemudian hari.

4. Budaya Konsumerisme dan Instant Gratification

Generasi Z hidup di era di mana segala sesuatu dapat diperoleh dengan cepat dan instan. Budaya *instant gratification* atau kepuasan instan membuat mereka cenderung mencari kebahagiaan sesaat melalui belanja impulsif. 

Mereka lebih memilih untuk mendapatkan kesenangan instan daripada menunda kepuasan demi kestabilan finansial jangka panjang.

Dampak Doom Spending pada Generasi Z

1. Masalah Keuangan Jangka Panjang

Meskipun Generasi Z dikenal lebih sadar akan pentingnya investasi dibandingkan generasi sebelumnya, perilaku Doom Spending tetap menjadi ancaman bagi kestabilan finansial mereka. Belanja impulsif sering kali menghabiskan anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk menabung atau investasi.

2. Stres dan Penyesalan Setelah Berbelanja

Alih-alih meredakan stres, Doom Spending sering kali menimbulkan perasaan bersalah atau menyesal setelahnya. Hal ini justru dapat memperburuk kondisi mental mereka, menciptakan siklus belanja impulsif yang sulit diputus.

3. Munculnya Utang Konsumtif

Penggunaan kartu kredit dan layanan "beli sekarang, bayar nanti" semakin mudah diakses oleh Generasi Z. Sayangnya, kemudahan ini juga meningkatkan risiko terjebak dalam utang konsumtif yang sulit dilunasi.

Cara Mengatasi Doom Spending di Kalangan Generasi Z

1. Edukasi Literasi Keuangan Sejak Dini

Meningkatkan literasi keuangan sangat penting untuk membantu Generasi Z mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Memahami pentingnya menabung, investasi, dan pengelolaan utang bisa menjadi kunci untuk menghindari Doom Spending.

2. Ciptakan Batasan Belanja dan Anggaran

Generasi Z perlu belajar membuat anggaran bulanan dan menetapkan batasan untuk belanja impulsif. Menggunakan metode seperti zero-based budgeting dapat membantu mereka lebih bijak dalam mengelola uang.

3. Cari Alternatif Penghilang Stres yang Positif

Alihkan keinginan untuk berbelanja dengan aktivitas yang lebih positif dan produktif, seperti berolahraga, berkarya, atau berinteraksi dengan komunitas. Ini dapat membantu mengurangi kecemasan tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

4. Kurangi Paparan Terhadap Konten Konsumtif

Generasi Z dapat membatasi waktu penggunaan media sosial atau mengkurasi konten yang mereka ikuti. Dengan demikian, mereka dapat mengurangi tekanan sosial yang mendorong perilaku konsumtif.

Doom Spending adalah tantangan nyata bagi Generasi Z dan Milenial di tengah kondisi sosial dan ekonomi yang tidak menentu. Meskipun sulit dihindari, ada banyak cara untuk mengelola perilaku ini agar tidak berdampak buruk pada kesehatan mental dan finansial. 

Dengan kesadaran dan pengelolaan yang tepat, Generasi Z dapat mematahkan siklus Doom Spending dan membangun masa depan yang lebih stabil dan sejahtera. Semoga bermanfaat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun