Banyak anggota Generasi Z yang tumbuh dewasa di tengah krisis ekonomi global, pandemi COVID-19, dan inflasi yang meroket. Kondisi ini memunculkan ketidakpastian masa depan yang tinggi.Â
Alih-alih menabung atau berinvestasi, banyak yang justru memilih untuk menikmati masa kini dengan berbelanja, sebagai bentuk "pelarian" dari kecemasan akan masa depan yang suram.
3. Mental Health Crisis
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat terbuka tentang isu kesehatan mental, tetapi juga sebagai generasi yang paling banyak mengalami masalah mental seperti kecemasan dan depresi.Â
Doom Spending menjadi salah satu cara mereka untuk meredakan stres, meskipun efeknya hanya bersifat sementara dan sering kali memperburuk kondisi finansial mereka di kemudian hari.
4. Budaya Konsumerisme dan Instant Gratification
Generasi Z hidup di era di mana segala sesuatu dapat diperoleh dengan cepat dan instan. Budaya *instant gratification* atau kepuasan instan membuat mereka cenderung mencari kebahagiaan sesaat melalui belanja impulsif.Â
Mereka lebih memilih untuk mendapatkan kesenangan instan daripada menunda kepuasan demi kestabilan finansial jangka panjang.
Dampak Doom Spending pada Generasi Z
1. Masalah Keuangan Jangka Panjang
Meskipun Generasi Z dikenal lebih sadar akan pentingnya investasi dibandingkan generasi sebelumnya, perilaku Doom Spending tetap menjadi ancaman bagi kestabilan finansial mereka. Belanja impulsif sering kali menghabiskan anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk menabung atau investasi.