Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal Kepribadian Narsistik: Gejala, Penyebab, dan Tips Mengatasinya

22 September 2024   15:44 Diperbarui: 22 September 2024   16:01 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi narsistik (sumber gambar:Kompas)

Kepribadian narsistik sering kali digambarkan dengan sikap yang berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan akan perhatian, serta kurangnya empati terhadap orang lain. 

Meskipun sifat narsistik dalam takaran kecil bisa bermanfaat, seperti rasa percaya diri dan ambisi, pada tingkat yang ekstrem, hal ini bisa berkembang menjadi gangguan kepribadian yang merusak hubungan sosial dan kesejahteraan psikologis. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu kepribadian narsistik, penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya.

Apa Itu Kepribadian Narsistik?

Kepribadian narsistik adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang dikenal sebagai Narcissistic Personality Disorder (NPD). 

Orang yang memiliki gangguan ini cenderung menunjukkan pola berpikir dan perilaku yang berpusat pada diri sendiri, dengan rasa kepercayaan diri yang berlebihan, kebutuhan konstan akan kekaguman, dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Beberapa karakteristik utama dari kepribadian narsistik adalah:

1. Rasa penting diri yang berlebihan: 

Narsistik cenderung merasa bahwa mereka lebih penting daripada orang lain dan memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk mendapatkan pengakuan.

2. Kebutuhan akan pujian dan kekaguman: 

Mereka sering kali ingin mendapatkan perhatian dan penghargaan dari orang lain, bahkan jika harus memanipulasi keadaan untuk mencapainya.

3. Kurang empati: 

Orang dengan narsisme sulit merasakan atau memahami perasaan orang lain, karena mereka lebih fokus pada kebutuhan dan keinginan pribadi.

4. Rasa superioritas: 

Mereka sering berpikir bahwa hanya orang-orang tertentu atau "istimewa" yang layak berinteraksi dengan mereka, dan memandang rendah orang lain.

5. Sensitif terhadap kritik: 

Di balik sikap percaya diri yang tinggi, narsistik sering kali sangat sensitif terhadap kritik dan bisa bereaksi dengan marah atau defensif ketika merasa direndahkan.

Penyebab Kepribadian Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik sering berkembang karena kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan psikologis. Beberapa penyebab yang mungkin mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan sifat narsistik antara lain:

1. Pengalaman masa kecil: 

Anak-anak yang tumbuh dengan terlalu banyak pujian atau perlakuan yang istimewa mungkin akan mengembangkan rasa superioritas. 

Sebaliknya, anak-anak yang mengalami trauma, pengabaian, atau kekerasan juga bisa mengembangkan mekanisme narsistik sebagai cara melindungi diri.
 
2. Pengaruh keluarga: 

Pola asuh yang terlalu permisif atau sebaliknya, terlalu otoriter, dapat berkontribusi pada pembentukan kepribadian narsistik. 

Orang tua yang terlalu memanjakan anak atau, sebaliknya, tidak memperhatikan kebutuhan emosionalnya, bisa menyebabkan anak mencari validasi dari luar.

3. Genetika dan biologi otak:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan ketidakseimbangan kimia otak mungkin berperan dalam perkembangan gangguan kepribadian narsistik.

Dampak Kepribadian Narsistik

Gangguan kepribadian narsistik dapat berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan seseorang, terutama dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan kesejahteraan emosional. 

Orang dengan narsistik sering mengalami masalah dalam hubungan karena kecenderungan mereka untuk memanipulasi, kurangnya empati, dan kebutuhan konstan untuk dikagumi. 

Mereka juga mungkin mengalami masalah dengan rekan kerja atau atasan karena sifat kompetitif dan kurangnya kemampuan untuk bekerja dalam tim.

Selain itu, meskipun tampak percaya diri di luar, orang dengan narsistik sering merasa tidak aman dan rapuh di dalam, yang bisa menyebabkan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi, terutama ketika harapan mereka tidak terpenuhi.

Tips Mengatasi Narsisme

Meskipun sulit, perubahan perilaku narsistik bisa dicapai melalui pendekatan yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi narsisme:

1. Mengenali Masalah dan Menerima Bantuan

Langkah pertama dan paling penting adalah kesadaran bahwa ada masalah. Banyak orang dengan narsistik tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan atau tidak merasa butuh bantuan. 

Konseling atau terapi dari ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, sangat dianjurkan untuk membantu seseorang memahami dan menerima kondisi mereka.

2. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)

Terapi Kognitif Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) dapat membantu individu mengidentifikasi pola pikir yang tidak sehat, menggantinya dengan pola pikir yang lebih rasional dan empatik. 

Terapi ini juga berfokus pada mengurangi sikap berlebihan terhadap diri sendiri dan meningkatkan rasa empati terhadap orang lain.

3. Latihan Empati

Karena narsistik cenderung kurang empati, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan melatih kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. 

Hal Ini bisa dimulai dengan cara sederhana, seperti mencoba menempatkan diri pada posisi orang lain atau secara aktif mendengarkan tanpa mengalihkan pembicaraan ke diri sendiri.

4. Manajemen Emosi

Karena orang dengan narsistik sering kali mudah marah atau tersinggung, belajar mengendalikan emosi sangat penting. Teknik relaksasi, seperti meditasi atau latihan pernapasan, bisa membantu mengelola respons emosional yang berlebihan.

5. Membangun Hubungan yang Sehat

Mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan orang lain bisa membantu mengurangi perilaku narsistik. Alih-alih mencari pengakuan atau validasi, fokuslah pada membangun hubungan yang saling mendukung dan berbasis rasa saling menghormati.

6. Peningkatan Rasa Diri yang Sehat

Orang narsistik seringkali memiliki harga diri yang rapuh, meskipun tampak percaya diri. Dengan bekerja untuk meningkatkan harga diri yang sehat dan realistis, mereka bisa merasa lebih nyaman dengan diri sendiri tanpa harus mencari validasi dari orang lain.

Kepribadian narsistik adalah kondisi yang kompleks yang bisa merusak hubungan sosial dan kesejahteraan psikologis seseorang. 

Dengan bantuan profesional, kesadaran diri, dan latihan empati, orang dengan sifat narsistik dapat mengatasi kecenderungan negatif mereka dan membangun hubungan yang lebih sehat. Proses ini membutuhkan waktu, namun perubahan positif bisa dicapai dengan usaha yang konsisten.

Referensi

- Campbell, W. Keith, & Miller, Joshua D. (2011). "The Handbook of Narcissism and Narcissistic Personality Disorder: Theoretical Approaches, Empirical Findings, and Treatments". *Wiley*.

- Ronningstam, Elsa F. (2005). "Identifying and Understanding the Narcissistic Personality". *Oxford University Press*.

- Pincus, Aaron L., & Lukowitsky, Michael R. (2010). "Pathological Narcissism and Narcissistic Personality Disorder". *Annual Review of Clinical Psychology*.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun