Ketika kamu mendengar atau membaca kata PMS apa yang terlintas dipikiranmu? Pasti  cewek yang marah-marah tanpa sebab, baperan, dan masih banyak lagi.Â
Cewek memang menyimpan berjuta misteri yang sulit dipecahkan, terkadang masalah kecil saja bisa jadi masalah besar. Ini bisa menjadi pertanda si cewek lagi PMS.Â
Pada periode ini perempuan mengalami gejala fisik maupun psikis yang bisa menganggu aktivitas sehari-hari. Hampir semua perempuan mengalami gejala ini mulai dari gejala ringan hingga gejala yang intens, namun ada sebagian wanita yang tidak mengalami gejala ini. Ternyata gejala PMS ini bisa dialami oleh pria juga. Hah...yang bener? Yuk simak penjelasannya.
1. Pengertian Irritable Male Syndrome atau IMS
PMS yang dialami pria tidak sama dengan PMS yang dialami wanita. Pada kasus pria PMS dinamakan dengan Irritable Male Syndrome atau IMS. Dilansir dari NCBI  (National Center for Biotechnology Information) mendefinisikan IMS sebagai kondisi atau keadaan di mana pria merasakan atau mengalami hipersensitivitas, kecemasan, frustasi, dan kemarahan.Â
IMS yang  terjadi pada pria dikaitkan dengan perubahan biokimia, fluktuasi hormonal, stres, dan hilangnya identitas atau hasrat seksual pada pria. Sederhananya, IMS adalah suatu kondisi ketika pria menjadi mudah tersinggung, gampang marah, sensitif, mudah cemas, dan depresi seperti wanita ketika PMS.
Eitsss..., tapi bukan berarti pria yang IMS ini dapat tamu bulanan seperti wanita, jika wanita menstruasi mengeluarkan darah kotor, pada pria mereka mengeluarkan emosinya berupa kemarahan.
Bukannya marah itu sesuatu yang wajar? Marah adalah respon alami yang dirasakan seseorang terhadap rasa sakit yang tidak menyenangkan sebagai bentuk pengganti emosi.Â
Marah bisa menjadi sesuatu yang baik tetapi juga bisa menjadi senjata untuk menghancurkan kita. Marah bisa menjadi cara bagi kita untuk mengekspresikan perasaan negatif atau memotivasi kita untuk menemukan solusi dari masalah yang dialami.Â
Marah yang tidak terkontrol dapat menimbulkan banyak masalah mulai dari kesehatan fisik dan psikis yang terganggu dan sulit membangun sebuah hubungan dengan lingkungan sosial sekitar.
Dr. Jed Diamond yang merupakan pendiri dari situs MenAlive.com. Jed mengatakan kemarahan yang menjadi gejala dari IMS adalah intensitas dari kemarahan yang dikeluarkan oleh pria dan berapa lama durasi pria meluapkan amarahnya. Â Apakah kemarahan yang dikeluarkan berdampak pada hubungan yang dimiliki, itu wajib dicurigai.
Ada empat gejala yang mendominasi terjadinya IMS ini.
- Hipersensitivitas
Pria yang sensitif sangat peka terhadap lingkungan disekitarnya. Mereka terkadang sensitif dengan suara keras, lampu berkedip, atau hal lainnya yang mungkin dianggap sepele namun sangat menganggu pria sensitif.
- Kecemasan
Kecemasan adalah kondisi dimana kita merasakan ketidakpastian, ketakutan yang berasal dari hasil antisipasi terhadap peristiwa yang mengancam ntah itu nyata atau sekedar imajinasi belaka. Mereka cemas akan hubungan, pekerjaan, keluarga, keuangan, dan lain-lain.
- Frustasi
Hubungan yang rumit, keluarga yang tidak harmonis, kehilangan pekerjaan dan lainnya menjadi mengapa banyak pria yang mengalami sindrom ini. Di dalam buku 'Stiffed : The Betrayel of the American Man ' yang terbit tahun 1999 oleh Susan Faludi yang secara garis besar membicarakan tentang maskulinitas pria di Amerika pasca Perang Dunia II. Di dalam bukunya Susan ini berbicara mengapa pria kecewa dengan kemandirian yang dilakukan kaum perempuan.Â
Mereka seakan kehilangan harga diri karena konstruksi sosial yang membuat pria selalu menjadi penguasa alam semesta, pencari nafkah lenyap seketika dan menyebabkan banyak pria yang frustasi karena tidak bisa membuktikan maskulinitas nya.
- Kemarahan
Marah menurut Oxford Dictionary adalah perasaan yang kuat tentang sesuatu yang sangat tidak kita sukai atau tentang sesuatu yang tidak adil, singkatnya adalah perasaan tidak senang. Kemarahan adalah emosi yang sangat kompleks dan jika tidak bisa mengendalikannya maka akan berakhir pada depresi dan bunuh diri..
Hampir sebagian pria, mereka menjadikan kemarahan sebagai ekspresi yang ingin ditampilkan karena adanya konstruksi sosial yang tradisional di mana image pria dibangun sebagai sosok yang kuat, berkarisma, tangguh, tidak mudah menangis dibandingkan perempuan.Â
Adanya stereotipe ini membuat pria sulit untuk mengekspresikan perasaan yang mereka alami. Konsekuensi dari stereotipe ini adalah pria harus menampilkan sifat maskulin sehingga jika mereka mengeluh atau menangis akan dianggap sebagai perilaku yang sangat memalukan bagi pria.Â
Pria tidak bisa menunjukan ketakutan, kesedihan, kekhawatiran mereka dengan menangis dan satu-satunya perasaan yang bisa diterima dan tidak merendahkan pria adalah dengan kemarahan. Ketika IMS ini terjadi, kemarahan selalu menjadi indikasi utamanya.
2. IMS itu normal kok, jangan panik
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Lincoln yang menjadi pencetus dari IMS ini bahwa Irritable Male Syndrome sesuatu yang lumrah bagi seorang pria. Semua pria di dunia pasti mengalami penurunan kadar testosteron dalam dirinya seiring dengan bertambah usia.Â
Bertambahnya umur pria membuat proses produksi testosteron berjalan lambat sehingga banyak pria tua yang memiliki kadar testosteron yang rendah.Â
Banyak riset yang mengatakan jika kadar testosteron pada pria rendah maka mereka mudah marah dan menjadi agresif. Â Ketidakseimbangan testosteron ini sangat berdampak pada suasana hati, perilaku, dan hubungan dengan orang sekitar.Â
Tetapi usia tidak menjadi faktor mutlak kadar testosteron rendah, terdapat banyak faktor lain yang menjadi pemicu ketidakseimbangan hormon ini. Diantaranya adalah pola makanan yang berantakan, diet ekstrim, dan juga stres atau depresi.
Lah kok makanan mempengaruhi mental?
Makanan yang sehat memberikan banyak manfaat bagi tubuh karena nutrisi di dalam makanan memainkan peran kunci dalam kesehatan fisik seseorang dang secara tidak langsung juga mempengaruhi emosional.Â
Hubungan antara pola makanan dan diet dengan emosi berasal dari hubungan yang kuat antara otak dengan saluran pencernaan. Sederhananya, saluran pencernaan adalah tempat memproduksi miliaran bakteri yang mempengaruhi produksi neurotransmitter, zat kimia yang membawa pesan dari usus ke otak seperti dopamin dan serotonin.
Siegfried Meryn, penulis dari Men's Health and the Hormone Revolution mengatakan semakin banyak serotonin yang dihasilkan oleh tubuh, semakin besar pada tingkat kebahagian kita.Â
Serotonin yang rendah dapat menimbulkan perasaan marah dan agresif. Hormon serotonin terbuat dari asam amino yang berasal dari triptofan yang berperan dalam membentuk suasana hati, emosi, nafsu makan, pencernaan, dan sebagai pembantu siklus tidur-bangun.
 Kadar serotonin pada pria IMS cenderung rendah, ini bisa disebabkan oleh banyak  hal seperti depresi, kurang tidur, sering minuman alkohol, dan program diet pada pria.Â
Ketika pria ingin mempunyai tubuh atletis mereka cenderung menghindari makanan yang mengandung karbohidrat karena pasti akan mempengaruhi pada diet yang mereka jalani.Â
Tetapi dalam meningkatkan hormon serotonin kita membutuhkan karbohidrat dalam proses pembentukan hormon serotonin seperti oatmeal, nasi, dan roti gandum dengan porsi yang pas.
Selain akibat penurunan hormon, IMS juga dapat timbul karena stres yang tinggi yang membuat penurunan produksi serotonin. Kita tidak bisa menghindari stres walaupun kita ingin, masalah terus saja datang. Stres juga terjadi karena kekhawatiran kita akan banyak hal ntah masa depan, hubungan, keuangan, pekerjaan, dan lain-lain.
3.Gejala yang dialami IMS
Anehnya, gejala IMS memiliki kemiripan dengan PMS, yaitu marah, cemas, murung, cepat lelah, mudah tersinggung, anti-sosial dan gejala yang parah adalah dengan keinginan bunuh diri. Selain gejala psikis, dalam gejala fisik pria sulit tidur, nyeri punggung, sakit kepala hingga gangguan fungsi seksual pria.Â
4. Apa yang harus dilakukan ketika pria mengalami IMS
Pria cenderung tidak ingin mengakui dirinya sedang dalam masalah, mereka engan meminta bantuan orang lain karena steorotip yang dibangun jika pria itu tangguh dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, namun nyatanya itu berakibat fatal bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Mereka selalu bilang " aku baik-baik saja". Hulk yang kuat yang bisa mengalahkan dewa Thor aja juga nangis, dia juga ngaku kalau dirinya tidak baik, lah kamu pria biasa masa malu.
Ada beberapa cara untuk mengatasi IMS pada pria, diantaranya adalah dengan pemeriksaan hormon testosteron dengan menggunakan tes darah. Selain itu juga berkonsultasi ke psikiater jika kemarahan sudah diluar kendali. Â Lakukan kegiatan positif dan atur pola makan dan disertai dengan olahraga. Jika punya masalah cerita kepada orang yang dipercaya bisa orang tua, saudara, pasangan (bagi yang punya) dan yang terpenting adalah selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Perlu diingat jika IMS ini bukan aib yang harus dijauhi atau sesuatu yang diabaikan karena jika diabaikan maka berakibat  fatal. Dan menjadi pengingat  baik pria dan wanita juga mengalami kondisi di mana butuh perhatian dari orang-orang disekitanya sehingga kita bisa bijak dalam memaknainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H