Tetapi dalam meningkatkan hormon serotonin kita membutuhkan karbohidrat dalam proses pembentukan hormon serotonin seperti oatmeal, nasi, dan roti gandum dengan porsi yang pas.
Selain akibat penurunan hormon, IMS juga dapat timbul karena stres yang tinggi yang membuat penurunan produksi serotonin. Kita tidak bisa menghindari stres walaupun kita ingin, masalah terus saja datang. Stres juga terjadi karena kekhawatiran kita akan banyak hal ntah masa depan, hubungan, keuangan, pekerjaan, dan lain-lain.
3.Gejala yang dialami IMS
Anehnya, gejala IMS memiliki kemiripan dengan PMS, yaitu marah, cemas, murung, cepat lelah, mudah tersinggung, anti-sosial dan gejala yang parah adalah dengan keinginan bunuh diri. Selain gejala psikis, dalam gejala fisik pria sulit tidur, nyeri punggung, sakit kepala hingga gangguan fungsi seksual pria.Â
4. Apa yang harus dilakukan ketika pria mengalami IMS
Pria cenderung tidak ingin mengakui dirinya sedang dalam masalah, mereka engan meminta bantuan orang lain karena steorotip yang dibangun jika pria itu tangguh dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, namun nyatanya itu berakibat fatal bagi kesehatan fisik dan mentalnya. Mereka selalu bilang " aku baik-baik saja". Hulk yang kuat yang bisa mengalahkan dewa Thor aja juga nangis, dia juga ngaku kalau dirinya tidak baik, lah kamu pria biasa masa malu.
Ada beberapa cara untuk mengatasi IMS pada pria, diantaranya adalah dengan pemeriksaan hormon testosteron dengan menggunakan tes darah. Selain itu juga berkonsultasi ke psikiater jika kemarahan sudah diluar kendali. Â Lakukan kegiatan positif dan atur pola makan dan disertai dengan olahraga. Jika punya masalah cerita kepada orang yang dipercaya bisa orang tua, saudara, pasangan (bagi yang punya) dan yang terpenting adalah selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Perlu diingat jika IMS ini bukan aib yang harus dijauhi atau sesuatu yang diabaikan karena jika diabaikan maka berakibat  fatal. Dan menjadi pengingat  baik pria dan wanita juga mengalami kondisi di mana butuh perhatian dari orang-orang disekitanya sehingga kita bisa bijak dalam memaknainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H