Tidak secara langsung memaksakan mereka untuk masuk ke dunia kita yang dewasa, tapi kita yang masuk kemereka.Â
Hati yang lembut itu baperan tapi untuk introspeksi, refleksi diri, muhasabah.Â
Mudah menerima nasihat, walau mudah tersindir tapi jika memang melakukannya dia tidak marah justru mengolahnya nafsu amarahnya dan memperbaikinya.Â
Luka diobati itu ada rasa perihnya, begitu pun dengan hati kala menerima nasihat sebagai obat.Â
Pasti merasakan perih, tapi perihnya nasihat tentu mengobati tidak malah menyulut amarah.Â
Begitulah muhasabah, dengan semakin banyak mengenali diri dan semakin banyak melihat kesalahan diri.Â
Dan sindiran dari Al-Qur'an, Al-Hadits, kala ngaji bersama ulama yang mashur, semua itu obat hati.Â
Nasihat-nasihat itulah ramuan untuk menggempur dan melembutkan kerasnya hati.Â
Dan demikian seterusnya, kan juga ada lagunya, obat hati iku ono limo perkarane.Â
Lakukan saja satu per satu, sampai bisa disiplin, nanti akan menemui manisnya.Â
Tapi jika hati itu keras, kerasnya akan melebihi batu, bahkan melebihi kerasnya baja.Â