Pun demikian pula dengan kehidupan manusia.Â
Difase warna apa aku sekarang?Â
Jangan-jangan sudah mulai kuning menuju cokelat.Â
Tinggal menunggu kering dan mati.
Ku temukan gradasi warna yang apik dari sebuah daun pisang yang ku pandangi dari jendela kamar.Â
Tak menunggu lama ku ambil kayu sebagai galah.
Tak juga bisa ku raih.Â
Galah pun aku sambung dengan sabit sehingga aku bisa memotong daun itu.Â
O ya, Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.Â
Shalom, om swastyastu, namo buddhaya, wei de dong tian.Â
Salam sejahtera bagi kita semua, salam kebajikan.Â
Rahayu rahayu rahayu.Â
Kamis, 05 Oktober 2023 pukul 16:13 WIB.
Mulai ku latihan menulis lagi.Â
Hari ini aku masih dirumah saja.
Tidak kemana-mana.Â
Pagi tadi aku bangun jam tiga lebih empat menit, alhamdulillah, setengah jam lebih awal dari kemarin.Â
Tapi setidaknya setengah jam itu sangat berarti untuk ku.Â
Bangun aku ambil handuk dan ku kenakan.Â
Ke pawon, aku menyeduh kopi dan ku tuang juga air panas setengah gelas.
Ku campur dengan air dingin dan sembari duduk ku minum air bening yang hangat.
Ku makan pula satu pisang bletung berkat tahlil juga.Â
Kemudian aku beranjak ke kakus, pipis dan mandi.
Tak lama, nggebyur dan sabunan, bilas dan handukan, berwudhu dan beranjak ke kamar.Â
Aku ganti pakaian, kemudian ku tunaiakan sholat tahajud dan sholat taubat.Â
Bahagia kala sudah sholat, urusan sahur belakangan, kalau masih dapat waktu saja, kalau tidak ya cukup air putih tadi sudah aku niatkan sahur.Â
Dzikir iztighfar sampai dengan jam empat kurang seper empat.Â
Baru aku beranjak makan sahur.Â
Ke pawon, aku ambil seduhan kopi dan ku tambahkan air panas.Â
Ku tuang air panas ke gelas satunya lagi dan ku letakkan dimeja.Â
Aku makan nasi kotak berkat dari bapak tahlil.Â
Isinya ada tempe kering basah, ada pelas kentang, ada daging sapi.Â
Nikmat aku nikmati, ku makan satu pisang lagi dan ku minum kopi.
Ku tutup dengan minum air hangat dua gelas.
Ku cuci piring dan gelas kotor, kemudian ke kakus pup sejenak.Â
Tak lama kumandang adzan subuh, aku cebok, gosok gigi dan berwudhu.Â
Beranjak ke kamar sholat qobliyah dan mengunggah satu video sembari menikmati lantunan merdu puji-pujian mu'adzin.Â
Sampai dengan iqomah, aku letakkan hape dan jalan ke mushola.Â
Sampai mushola, ku rapihkan beberapa sandal didekat ku dan ku masuk dalam barisan sholat.Â
Sholat subuh sampai dengan usai, dzikir dan do'a bersama imam.Â
Dan aku beranjak pulang, sekitar jam lima kurang sepuluh menit.Â
Ku rapihkan sandal jamaah yang belum pada pulang dan aku beranjak pulang.Â
Sembari menatapi indahnya rembulan, cahayanya bening menawan, pun dikelilingi dengan anggunnya bintang-bintang.Â
Rehat dulu sejenak, kumandang adzan maghrib, insyaAlloh lanjutkan nanti ba'da tadarus.Â
Alhamdulillah, buka puasa, sholat dan tadarus sudah ku tunaikan.Â
Buka puasa makan bubur candil, entah dikasih siapa. Terus makan sedikit nasi sama sayur gori alias nangka muda lauk kerupuk jengkol.Â
Terus ini sambil melanjutkan latihan menulis sambil nonton TVRI Klik Indonesia Petang.Â
Pas aku nnyalakan tipi pas berita KEMENTAN yang usai berkunjung di istana negara.Â
Seneng aku melihat sosok yang berani bertanggung jawab, gentle sosok yang mengakui kesalahannya dan mau menghormati proses.
Beliau sempat menyodorkan surat pengunduran diri dan akan bertemu dengan presiden.
Tindakkannya tidak bertele-tele, tidak pakai drama, jadi gesit, apapun nanti keputusannya tentu itu yang terbaik.Â
Aku lebih respect kepada orang yang salah dan berani dengan tegas dan sikap bertanggungjawab untuk mau mengakui kesalahannya.Â
Keren, dengan pembawaan tetap ramah dan tenang terlebih kala menghadapi wartawan media.
Tidak jaim, tidak malu, tidak tutup muka, tidak emosi ke media, tarik nafas, relax dan mengakui dengan mendeklair "diri ku salah" sebuah sikap yang sangat gentle.Â
Semoga tidak lagi mengulangi kesalahan lagi.Â
Alloh SWT juga sangat senang kepada orang yang salah, sebesar apapun kesalahannya.Â
Akan tetapi orang tersebut mau dan mampu mengakui kesalahannya.Â
Memiliki kemauan untuk taubat dan tidak melakukan kesalahan lagi.Â
Subhanalloh, tabarokalloh, alhamdulillah.Â
Jika banyak yang bertanggung jawab di negeri ini, insyaAlloh tidak sampai 2045 mimpi negeri ini terwujud menjadi Indonesia emas.Â
Saiki wis kumandang adzan isya', tak bermesraan seg karo Gusti Alloh SWT, sholat isya' seg.Â
Alhamdulillah, sholat isya' sepkaet lengkap sudah ku tunaikan.Â
Kembali ke tadi subuh sedari pulang dari mushola.Â
Aku masuk rumah salam dan membaca mantra.Â
Langsung ku letakkan sajadah dan kupluk di bangku belakang rumah dan masuk ke kakus dengan membaca mantra juga.Â
Pup lagi cukup lama, kemudian cebok dan berwudhu.Â
Beranjak ke kamar, ku ambil sajadah dan kupluk.Â
Ku raih handuk untuk mengelap muka tangan dan kaki.Â
Semoga kelak handuk ini menjadi saksi diakhirat bekas air wudhu ku.Â
Terus ke kamar, duduk dan tadarus.
Biasa, tiga surah andalan ku dan Asma'ul Khusna.Â
Kemudian menonton TVRI Serambi Islami.Â
Pembicaranya Syekh Muhammad Fathurahman, M.Ag.Â
Tema "moderasi beragama".Â
Kehidupan itu agama, semua itu agama, cuma banyak orang taunya agama itu yang berkaitan ibadah saja.Â
Karena dokma pemerintah sedari sekolah SD mata pelajaran sudah dibagi dua.Â
Mata pelajaran agama ya itu-itu aja, mata pelajaran umum dikotak-kotakkan.Â
Padahal semua itu sebenarnya agama.Â
Matematika, ips, ipa, pkn, kedokteran, komunikasi, anthropology dll sebenarnya semua itu agama.Â
Agama bukan sekedar SKI, fiqih, bahasa Arab, Qur'an-Hadits, tidak sesempit itu.Â
Seluruh alam jagad raya ini ya masuk kajian agama.Â
Agama itu mengkaji seluruh aspek kehidupan da tidak sekedar kehidupan manusia.Â
Kajian agama itu sangat luas, teramat luas.Â
Membahas hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Alloh SWT tuhan seluruh alam.Â
Semua aspek dibahas dengan sangat mendetail.Â
Rangkuman seluruh disiplin ilmu yang sangat luar biasa, terangkum dalam satu kata "Agama".Â
Cuma alih-alaih mempermudah, manusialah yang mengkotak-kotakkan.Â
Kejayaan Islam kala bani umayah pengembangan khasanah pendidikan dengan disiplin ilmu.Â
Sedang perkara pemekaran wilayah, politik kekuasaan dan kemiliteran sangat berkembang pada era sebelumnya, yakni era bani Abbasiyah.Â
Keilmuan Islam ini banyak diadopsi oleh orang-orang barat.Â
Dalam moderasi agama itu menjunjung tinggi sebuah toleransi.Â
Karena moderasi agama dalam Islam itu membalut hubungan manusia dengan balutan cinta.Â
Karena ajaran Rosululloh Muhammad SAW tidak pernah memerangi dan memusuhi kafirin melainkan diperangi dan dimusuhi terlebih dahulu.Â
Rosululloh Muhammad SAW tidak pernah memulai perang kalau kafirin itu tidak bertingkah.Â
Moderasi agama dalam Islam itu kemampuan mencintai orang lain tanpa melihat latar belakang agama.Â
Membantu, tolong menolong dalam bentuk kemanusiaan.Â
Jadi non muslim turut menyumbang untuk mbangun masjid atau pondok pesantren atau mushola tidak apa-apa.Â
Muslim menolong pastur kecelakaan, menggendong ke rumah sakit atau menggendong ke gereja juga tidak masalah.Â
Atau Muslim menolong Bikhu yang jatuh dari tebing Kuil Tianning (Changzhou) atau menggendong ke kuilnya, boleh-boleh saja.Â
Semua itu wujud kemanusiaan yang sangat baik, toleransi antara umat beragama yang semestinya harus terjalin.Â
Moderasi agama itu tidak mudah memgkafir-kafirkan orang lain.Â
Tidak merasa dirinya selalu benar sekolah menjadi panitia surga, sementara yang lain neraka.Â
Wong kanjeng Nabi Muhammad SAW saja membantu menyuapi makan orang kafir yang buta, setiap hari.Â
Sikap kelembutan kasih sayang seperti inilah yang semestinya diterapkan di era sekarang sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang damai penuh cinta kasih.
Pembatasnya adalah dalam ranah urusan ibadah.
Ya sekiranya demikian pemaparan Syekh Fathurahman Serambi Islami pagi tadi.Â
Kurang lebihnya aku mencatat ini ya mohon maaf, tapi itu yang bisa akubtangkap dari pemaparan beliau.Â
Masuk ke sekmen berikutnya, yakni sekmen do'a, aku turut mengamini.Â
Kemudian ku buka jendela kamar.Â
Ku hirup udara pagi yang segar.Â
Kupandangi dedaunan yang mulai terlihat warna dan bentuknya.Â
Mata ku tertuju kepada dun pisang yang sudah menua.
Aku tertarik dengan warnanya, hijau, kuning, cokelat, bagus gradasinya.Â
Cuma ya mempertahankan warnanya hanya bisa aku potret.Â
Yang sudah aku petik dari pohonnya, aku gambari sejenak.Â
Pas aku motong dari pohon, ada suwo Tari sama anak dan cucunya didepan rumah.Â
"kie leh, godhong sing wetan ae sing endep dilanjuk gampang" kata beliau menyuruh ku memetik daun pisang yang pendek.Â
"ora wo, nyong butuh sing wis ono kuning-kuninge" jawab ku sambil terus mengulurkan galah dan lompat-lompat.Â
Beliau pasti mengira mau ku jadikan bungkus.Â
Padahal cuma iseng-iseng mau aku gambari saja.Â
Aku menggunakan sabit, akhirnya kena, dan aku potong beberapa daun dan batang debognya.Â
Pun ada dun pohon rempah kapulaga juga aku petik dan aku gambari juga.Â
Ngisi kegabutan pagi hari, jadi menuangkan rasa dalam bentuk pola.Â
Usai sesi menggambar selesai, aku lanjut nonton TVRI Klik Indonesia Pagi.Â
Sambil aku baca buku, sambil nyimak berita pagi.Â
Sekitar setengah tujuh lebih beberapa menit aku mulai membaca buku.Â
Acara berita usai, tayangan selanjutnya Jendela Negeri tema kesehatan.
Tak lama aku matikan tipi dan pindah mendengarkan radio RRI Semarang.Â
Sampai dengan jam delapan, aku tutup buku dan sholat dzuha.Â
Pun nyicil qodho sholat wajib lima waktu yang dulu aku tinggalkan.Â
"kalau tidak mau susah-susah mengqodho sholat wajib dan puasa, ya jangan ditinggalkan".Â
"iya kalau masih diberi kesempatan untuk mengqodho, ketemu titik sadar dan bertaubat, nah kalau belum sempat taubat terus kebawa mati kan sayang".Â
"mana diakhirat kelak ynag pertama kali diadili adalah babakan sholat".Â
Kalau kata abah Adib Annas Noer "sholat itu satu, dan kebaikan lainnya adalah nol yang menyertainya, jadi ibarat sudah melaksanakan sholat berarti mendapatkan satu dan kebaikan sedekah dll adalah nol yang mengikuti, semakin banyak kebaikannya semakin banyak nolnya, jadinya 1000.000.000.000.000 dst.
Tapi kalau tidak sholat jadinya ilang angka satunya, sebanyak apapun kebaikannya jadinya nol, karena hilang satunya.Â
Aku senang dengan kutipan pakde Sujiwo Tejo yang minta dibujuk agar melaksanakan sholat.Â
"aku ini syariat Islam semua aku jalani, pusa, zakat, sedekah, mauludan, sholawatan, tahlil Yasin dll kecuali sholat" kata beliau.Â
Sesng beliau mengagungkan perihal cinta dan adab.Â
Senang aku melihat beliau dengan tatapannya yang mesra penuh cinta kepada sesama manusia.Â
Adab beliau kala ngobrol menyimak dengan sepenuh hati, mendengarkan tanpa menyibukkan diri dengan hal lain.Â
Betapa beliau menjunjung tinggi sebuah adab dan cinta.Â
Pertanyaan ku bagaimana dalam menjalin kemesraan cinta kepada Alloh SWT dengan keagungan cinta?Â
Bagaimana membangun adab kala mencintai Alloh SWT?Â
Seperti apa adab cinta kepada Alloh SWT?Â
Bukankah sholat itu bentuk penghambaan diri (menukil dari kajian gus Baha)Â
Sholat meliputi rasa cinta dan menjadi sarana refleksi diri agar Alloh mau menemui dan bertemu kepada-Nya?Â
Adab sowan kepada pencipta yakni menemui Alloh SWT bagi manusia yang masih hidup ya dengan sholat dan diawali dengan sesuci, berwudhu atau tayamum.Â
Gerakan sholat itu sangat fillosofis.Â
Ada takbirotul ikhram, ada rukuk, iqtidal, sujud.Â
Dimana kala sujud kepala taruh dibawah dan pantat dinaikkan.Â
Kepala tidak lagi lebih milia daripada pantat, dubur dan qubul.Â
Pun aku suka kala berdiri iqtidal dari rukuk, dengan lafadz "sami Allohu liman hamidah" yang artinya "Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya".Â
Betapa nikmatnya gerakan sholat sambil diresapi setiap lafadznya, sambil dimaknai kala sambil sholat dan melafadzkannya.Â
"Rabbana lakal-hamdu mil'us-samaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil'u maa syi'ta min sya'in ba'du". Artinya: "Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu".Â
Relaxasi, meditasi dan therapy didalam setiap gerakan sholat, jika dilakukan dengan memahami maknanya, tidak asal menggugurkan kewajiban.
Sholat itu jika dilakukan dengan cinta itu sebuah kenikmatan.Â
Karena manusia hidup ya sarana menemui yang maha menghidupi ya dengan sholat itu sendiri.Â
Menemui Alloh SWT itu didalam hati dan hanya hati yang murni bersih yang disinari.Â
Bagaimana cara membersihkan hati agar hati lembut?Â
Perbanyak mengingat Alloh SWT, sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang pendek saja dengan sholawat jibril "Sholallohu ala Muhammad".Â
Yang membuat hati keras apa saja?Â
Banyak perkara, salah satunya ghibah, khasad, riya', kufur nikmat, makan yang subhat dll.Â
Hati itu jika lembut, lembutnya bisa melebihi air.Â
Orang yang memiliki hati lembut akan sangat bijaksana, sekalipun kepada orang yang salah akan mudah memaafkan.Â
Tidak sedikit-sedikit emosi, mutung lalu mengancam untuk pergi.Â
Tidak meminta dihormati, namun pandai menghormati.Â
Orang yang hatinya lembut itu seperti air, mampu menyerap kedalam batu, menyerap kemanapun.Â
Pepatah Jawa mengatakan "dadio koyo banyu, isoho ngresepi selo-selone godhong kencur" yakni jadi lah seperti air yang bisa meresapi sela-selanya daun kencur.Â
Yang mana daun kencur itu sangat mepet dan nempet tanah, dari daun muda sampai tua.
Tegese, orang yang lembut hatinya seperti air akan mampu bergaul kepada semua kalangan, baik bayi, anak-anak, remaja, muda, dewasa, pruh baya, tua, sepuh, perempuan dan pria.Â
Bisa masuk kesemua element tersebut.Â
Ketemu bayi ya ikut-ikutan bayi, anak-anak ya masuk ledunianya anak-anak.Â
Tidak secara langsung memaksakan mereka untuk masuk ke dunia kita yang dewasa, tapi kita yang masuk kemereka.Â
Hati yang lembut itu baperan tapi untuk introspeksi, refleksi diri, muhasabah.Â
Mudah menerima nasihat, walau mudah tersindir tapi jika memang melakukannya dia tidak marah justru mengolahnya nafsu amarahnya dan memperbaikinya.Â
Luka diobati itu ada rasa perihnya, begitu pun dengan hati kala menerima nasihat sebagai obat.Â
Pasti merasakan perih, tapi perihnya nasihat tentu mengobati tidak malah menyulut amarah.Â
Begitulah muhasabah, dengan semakin banyak mengenali diri dan semakin banyak melihat kesalahan diri.Â
Dan sindiran dari Al-Qur'an, Al-Hadits, kala ngaji bersama ulama yang mashur, semua itu obat hati.Â
Nasihat-nasihat itulah ramuan untuk menggempur dan melembutkan kerasnya hati.Â
Dan demikian seterusnya, kan juga ada lagunya, obat hati iku ono limo perkarane.Â
Lakukan saja satu per satu, sampai bisa disiplin, nanti akan menemui manisnya.Â
Tapi jika hati itu keras, kerasnya akan melebihi batu, bahkan melebihi kerasnya baja.Â
Hati yang keras ini yang sedikit-sedikit mudah marah, pun biasa dengan hal yang batil.Â
Begitulah hati, kalau sudah mulai lembut, hati akan mudah tersentuh, empatinya juga meningkat dan jika mendengar kalam Alloh SWT hati akan bergetar.
Takut, tapi tidak seperti takut kepada hewan buas, yang mana jika takut lari menjauh.Â
Semakin takut kepada Alloh SWT justru akan semakin mendekatkan diri kepada-Nya, lari memeluk-Nya.Â
Hati lembut itu mudah tersentuh, baperan, perasa, tapi tidak terbawa amarah.Â
Justru malah mampu mengelola nafsu amarah atau emosi negatif menajdi emosi positif.Â
Bersama Alloh SWT itu enak pokokmen, gak ada yang ribet, semua urusan ada dalam kendali-Nya.Â
Diri ini seutuhnya pun dalam kendali Alloh SWT, sampai latihan menulis ini juga atas kuasa-Nya.
Aku nafas ya Alloh SWT yang membuat diri ini beenafas, bisa sholat ya karena Alloh SWT, pun makan, minum, pup, pipis, kentut, ngupil, melihat, mendengar, dzikir, semua atas kuasa Alloh SWT.Â
Keluhuran adab dan cinta, murni selaras antara hati, fikiran yang kemudian divisualkan dalam bentuk perilaku atau tindakan sebagai print out-nya.Â
Subhanalloh, tabarokalloh, alhamdulillah, walaa khaulaa walaa quwwata illaa billaahil aliyyil adziim.Â
Kembali ke waktu dzuha, usai sholat dzuha dan nyicil qodho aku rebahan.Â
Terus lanjut aku scrolling hape, sembari menunggu waktu dzuhur-Nya.Â
Aku dirumah saja, tidak kemana-mana.Â
Menikmati waktu yang sangat luang.Â
Sampai dengan dzuhur aku sholat dirumah sepaket dengan sholat rowatib.Â
Terus aku menonton TVRI Klik Indonesia Siang sembari rebahan.Â
Tidak ada kantuk sampai tayangan berita selesai.Â
Ku coba tidur siang, tetep tidak merem, tapi aku terusencoba untuk tidur.
Alhamdulillah tidak merem juga.
Sampai dengan kumandang adzan ashar hanya gelimpangan tok dikasur.Â
Bangun, lihat hape, scrolling sejenak, niatnya sembari menunggu mu'adzin mengumandangkan adzan, malah tidak ada yang adzan.Â
Cukup lama aku menunggu adzan, sampai jam empat lebih tidak ada yang adzan.Â
Kemudian, aku beranjak ke kakus, ambil air wudhu dan kemudian sholat ashar sepaket dirumah.Â
Alhamdulillah kemudian kembali latihan menulis sampai dengan malam ini pukul 22:22 WIB.Â
Ini cukup untuk aku akhiri, karena besok juga jumat, waktu untuk mburh sunah.Â
InsyaAlloh besok pagi ba'da subuh aku menemui Simbah untuk memotongkan kukunya.Â
Usai itu baru aku dengan urusan ku dan diri ku.Â
Demikian catatan yang tidak bermutu hari ini.
Aku akhiri sampai disini, sudah pukul 22:33 WIB.Â
Mohon maaf lahir dan batin atas banyaknya kesalahan.Â
Salam dari pelosok Desa untuk Indonesia Jaya.Â
Terus melaju untuk Indonesia maju.Â
Indonesia sehat, Indonesia hebat, Indonesia kuat.Â
Indonesia cerdas, Indonesia emas.Â
Matur sembah nuwun.Â
Nitip sehat...Â
SemangArt...Â
Dan jangan lupa...Â
Selalu bahagia...Â
Sehat jiwa dan raga, fisik dan mental, menuju pemilu yang sehat pula.Â
Ingat!!! Jangan mau hati kalian di bayar murahan, receh pula.
Jangan mau, jajanan saja harganya sudah mahal.Â
Masa hati diobral?Â
Mali menjadi pemilih cerdas yang cerdas memilih.Â
Alhamdulillah.Â
Barokalloh.Â
Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI