Karena mungkin sekarang sudah tidak ada yang jalan kaki sampai nginep. Semua bawa motor dan rombongan mobil.Â
Tapi sekarang jalanan semakin rame, makam penuh sesak oleh manusia dengan segala hajatnya, beraneka ragam maksudnya dan tujuannya.
Datang dan pergi seperti barisan semut yang keluar masuk dari dlsarangnya, sesekali berhenti berjabat tangan mereka yang saling kenal dan dipertemukan.Â
Tak sedikit yang berhenti dibadan jalan menunggu kawan atau keluarga lainnya membeli oleh-oleh, sedikit menghambat laju jalan orang lain.Â
Ada pula yang serombongan jalan pelan-pelan banget sembari lihat aneka jualan kanan-kiri, ini memperlambat laju juga.Â
Aku terus laju, tujuan ku sampai makam, sampai makam aku duduk diluar bangunan karena sudah penuh, aku duduk ditanah rumput karena tidak kebagian tikar.
Baru duduk, malah pingin kentut, tidak dilepas kok tidak enak diperut, dilepas kok malas wudhu karena airnya dingin banget disana, pegunungan daerah kebun teh pagilaran, sudah seperti es.Â
Tidak mau ambil pusing, aku lepas saja kentut, sembari jalan turun ke sumber mata air, wudhu sejenak, seger banget, dinginnya sampai menusuk tulang.Â
Usai wudhu dan langsung naik ke makam lagi, jadi tidak terasa terlalu dingin karena ngos-ngosan. Langsung aku duduk ditanah lagi, sendirian, yang lain tikeran.Â
Alhamdulillah tawasul sedari kanjeng Nabi Rosululloh Muhammad SAW.
Kemudian aku hadiahkan untuk Syekh Maulana Maghribi sholawat dalailul khoirot satu hizib fi yaumul jumat dan lengkap dengan do'a.Â