Mohon tunggu...
Siti Nafisah Analis
Siti Nafisah Analis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya anak ke 2 dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Historisitas Islam Nusantara, Karakteristik Islam Nusantara, Khazanah Islam Nusantara dan Kepesantrenan

4 Juni 2023   18:00 Diperbarui: 4 Juni 2023   18:10 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepulauan warisan Islam lainnya. tentu Munculnya banyak harta yang tak ternilai harganya. sarjana Indonesia Sejauh ini dengan mahakaryanya tetap menjadi sumber ilmu dan penelitian bagi para intelektual Indonesia dan bukan dunia. munculnya pekerjaan yang berharga di berbagai bidang pengetahuan, tafsir yang baik, hadits, tasawuf, Fiqh, Tarikh (cerita), tauhid serta sastra islam untuk menyelidiki. kembali Sejarah Awal dari Tradisi Intelektual muslim pulau. masalah ini tidak bisa dibedakan dari yang dikepang jaringan antar peneliti Kepulauan Melayu dengan Geografi Haramay sejak abad ke-17. 

Ini berfungsi sebagai pusat ibadah dan pusat studi Islam. Saat itu adalah para penjelajah nusantara Ziarah ke Tanah Haramayn Jalani saja rukun Islam lima tetapi juga membutuhkan pengetahuan Diantaranya adalah seperti itu Lalu pulang dan terus bekerja lapangan irigasi dan pegembangan ajaran dan Ilmu islam di jurusannya masing-masing dan beberapa lainnya pengembangan karir akademisnya di tanah Al-Haramanites..

Beberapa ulama yang pernah menimba ilmu di Tanah Haramayn yang kemudian dikenal sebagai jama'at al-Jawi Kalangan (komunitas jawi) Mekah antara lain Nuruddin al-Raniry (wafat 1658 M), Abdurrauf bin Ali al-Jawi al-Fansuri (1615-1693 M), Yusuf al-Maqassari (1629-1699 M), Abdussamad al-Palimbani, Arsyad al-Banjari (1710-1812 M), Dawud al-Fattani (w. 1847 M), Nawawi al-Bantani (1813-1879 M), Mahfudz al-Tarmasy (w.1919 M), Ahmad Rifa'i Kalisasak ( 1786-1870 M), Ahmad Khatib Sambas (1803-1875 M), Muhammad Saleh Darat al-Samarani (wafat 1903 M), Ahmad Khatib al-Minangkabawi (1860-1916 M), K.H. De Dharam (1868-1923 M) , K.H. Hasyim Asy'ari (1871-1947 M), dan sampai sekarang banyak lagi.

Setelah belajar di negara tersebut Haramayn, sebagian ulama di atas berkembang pengetahuan di tanah air. Seperti yang kita ketahui, Nuruddin al Raniry dan Abdurrauf al-Sinkili.. Nuruddin alRaniry dan Abdurrauf al-Sinkili, seperti yang kita tahu, terlepas dari evolusi Pengetahuan tentang negara asal, terutama fiqh, syariah, hadits dan interpretasi berkarier di dunia politik Mufti (Sheikh al-Islam) di kerajaan Aceh Darussalam saat itu pemerintahan Sultan Iskandar Thani (1637-1641M) (lihat buku 100 edisi). 

Karya Nuruddin al-Raniry in situ fiqh, Ṣirȃṭ al-Mustaqȋm adalah kitab fiqh ibadah pertama di Melayu bidang Hadits karyanya yang berjudul Hidȃyȃt al-Habȋb fȋ alTarghȋb wa al-Tarhȋb digelar kitab hadits pertama dalam bahasa Indonesia Melayu Sebuah buku diyakini telah ditulis 6 Syawal 1045 H/14 maret 1636 M berisi 831 hadits beberapa sumber, seperti buku Bukhȃrȋ, Muslim, Turmudhȋ dll. Selama karirnya ia menjadi Syaikh al-Islam, Nur ad-Din al-Raniry pernah berselisih dengan Hamzah al-Fansuri dan Syamsuddin al-Sumatera yang mengembangkan ajaran tasawuf filosofis Menurut Al-Raniry, ajarannya begitu dikembangkan oleh kedua organisasi tersebut berupa ajaran-ajaran yang ada menyesatkan dan berbahaya Aqidah dan karenanya harus ditekan. 

Dengan kekuatan yang dimilikinya, dia untuk mengambil tindakan radikal revolusioner membakar segalanya Hamzah al-Fansuri dan Syamsuddin al-Sumatrani di depan Masjid Baiturrahman, Aceh dan keduanya dikutuk sebagai orang murtad. Dalam karya-karyanya disebut al-Fath al-Mubȋn 'ala al-Mulhidȋn (kemenangan atas ateis) bahkan al-Raniry menyalahkan al-Fansuri sebagai ulama zindiq

sementara Abdurrauf al Sinkili, lalu melanjutkan Karier Al-Raniry sebagai mufti Pemerintahan Sultanah Tajul Alam(1641-1674) berhasil di antara para pembela rekonsiliasi tasawuf filosofis dengan pengikut tasawuf moral. bagian dari pekerjaan ditulis oleh Abdurrauf al-Sinkili buku lain dari Mir'ȃt al-Ṭulȃb, the adalah kitab fikih Muamalat pertama dalam bahasa Melayu. Karya al-Sinkili, antara lain Tarjumȃn al-Mustafid, sebuah karya Peneliti di bidang tafsir bahasa melayu

Yang pertama adalah bahwa ada banyak kesepakatan Terinspirasi oleh Tafsir al-Jalȃlayn dari Al-Suyȗṭȋ. Selain kedua peneliti tersebut, beberapa lainnya Penjelajah Nusantara membuat surat wasiat karyanya untuk Muslim Nusantara adalah Dawud bin Abdullah al-Fattani (w.1847 M) yang menulis buku tentang masalah ini Sebuah hadis berjudul Farȃ'id Fawȃ'id al-Fikr fi al-Imȃm al-Mahdi. Meskipun buku Ini adalah pekerjaan terjemahan Kitab Syekh Mirghani bin Yusuf dengan nama yang sama tetapi sebuah buku yang selesai pada tahun 1215 H/1800 M berlaku sebagai buku Hadits pertama dalam bahasa Melayu kita berbicara secara konkret Imam Mahdi Pada saat yang sama beberapa ulama Nusantara akhirnya memutuskan untuk tidak kembali ke tanah airnya dan memilih karir di negara bagian Haramayn.

Anggotanya antara lain Syekh Nawawi al-Bantani, Mahfudz alTarmasy dan Ahmad Khatib al Minangkabawi Pendeta Jawi melakukannya Hal ini. Nawawi bin Umar bin Arabi atau lebih dikenal dengan Nawawi al-Bantani adalah peneliti dari Desa Tanara, Tirtayasa, Kabupaten Serang, turun Setelah hampir 30 studi Bertahun-tahun dengan penjelajah hebat Mekkah, al-Bantani dimulai karir sebagai guru Masjidil Haram. Itu sebabnya dia yang disebut Syekh, Guru penting Para siswa keluar di berbagai negara Islam. 

Di antara para siswa al-Bantani, kemudian menjadi penjelajah hebat Di antaranya KH Kholil Bangkalan, KH Asy'ari Bawean Madura, KH Hasyim Asy'ari Jombang, KH Raden Asnawi Kudus, dan KH Dawud dari Perak, Malaysia. Banten. semua yang terbaik populer dengan peziarah dan Siswa Muslim di seluruh dunia akan diberkati reputasi al-Bantani. sementara 69 tahun dalam pelayanan mengajarkan ilmu-ilmu keislaman Mekkah, dia menghasilkan beberapa Mahakarya di berbagai bidang Ilmu-ilmu seperti hermeneutika, monoteisme, Fiqh, Akhlak, Data, Bahasa Arab dan dll. 

Karena popularitasnya Inilah kitab al-Munjid yang berlanjut Nama Nawawi al-Bantani sebagai tokoh Indonesia Sebelum nama Soekarno. Kiprahnya di berbagai bidang, Tafsir al-Munir, Bidayatul Hidayah, Lubab al-Bayan, Fath al-Majid dan masih banyak lagi. sejauh ini masih menjadi referensi terpenting pesantren dan madrasah universitas di mana-mana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun