“makasih Nju” aku mengacak-acak rambutnya dan kembali tengah lapangan bareng yang lain.
“Adit ihh!” Shania mengerucutkan bibirnya.
Shania P.O.V
“Tuhan.. kuatkan aku! Dia hanyalah patnerku dalam lomba biologi, memilikinya hanyalah angan-angan bagiku! Toh pasti banyak cewek-cewek cantik yang deket sama dia.” Ucapku dalam batin.
Aku mulai merasakan hal yang tak biasa dalam hatiku saat aku dekat dengan dia. Aku sering bertanya-tanya dalam hatiku sendiri, apakah aku mulai ada rasa sama dia? Kenapa setiap didekatnya aku selalu merasakan kenyamanan? Apa karena aku dari kelas X selalu sering berjumpa dengannya? Inikah cinta? Aku harap iya.
P.O.V End
Latihan sore ini selesai, aku segera menuju ruang ganti baju untuk mengganti bajuku yang dibasahi keringat. Saat aku hendak pulang aku melihat Shania yang berdiri di depan pintu gerbang sambil menolah-noleh ke arah kanan kiri. Ku lajukan motorku ke arah Shania berdiri.
“Shan.. belum pulang?”
“belum, ini masih nunggu kak Ve jemput, tapi kok enggak nongol-nongol ya? Mana udah sore lagi, kalau nyari taksi kan susah jam segini!” ucap Shania cemas.
“yaudah kamu kabarin kak Ve enggak usah jemput, kamu pulang bareng aku aja.. lagian rumah kita kan searah!” tawarku.
“eh enggak usah Dit, nanti kamu repot lagi!” ujar Shania