Mohon tunggu...
nadya silvia
nadya silvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - pendidikan

Sarana hiburan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makalah tentang Body Shaming

3 Januari 2022   23:36 Diperbarui: 3 Januari 2022   23:54 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Body Shaming verbal sendiri merupakan Body Shaming yang dilakukan secara maya atau virtuak melalui sebuah ketikan misal di sebuah kolom komentar sosial media dimana dilakukan dengan memberikan komentar yang negatif, dengan tujuan menghina orang lain. 

Tindakan Body Shaming ini banyak dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita seperti teman kita yang sering mengejek bentuk tubuh kita yang tidak sempurna sehingga membuat korban tidak percaya diri, merasa direndahkan oleh mereka yang merasa mereka sudah ideal (Samosi&sawitri, 2015).

Body Shaming verbal yang berupa tulisan di dunia maya ini sering kali berupa penghinaan fisik yang kurang sempurna, gaya atau penampilan, cara berbicara, atau penghinaan fisik lainnya yang bertujuan untuk menghina, meremehkan, mempermalukan seseorang dan bisa menjatuhkan mental seseorang. Berdasarkan unsur-unsur tersebut apabila ada sebuah ketikan atau tulisan berarti hal tersebut mengarah kepada Body Shaming verbal.

2. 2 Analisis Sikap Masyarakat terhadap Bosy Shaming Verbal

Karena maraknya Body Shaming verbal membuat hal ini dianggap wajar adanya di kolom komentar duania maya, sehingga membuat masyarakat kurang memperhatikan masalah ini. 

Selain itu, mereka pelaku Body Shaming verbal ini saat melontarkan kata-katanya sering sekali berlindung dibalik kata kritik dan bercanda. 

Padahal seperti yang kita tahu, kritik yang sebenarnya adalah kata-kata yang dapt membangun seseorang menjadi lebih baik dan bisa dijadikan sebagai pelajaran dan tetap dalam konteks berperikemanusiaan artinya tidak melukai perasaan dan tetap mengharagai kekurangan orang lain. 

Sifat masyarakat Indonesia yang kurang kritis dan mudah terpengaruh juga menjadi pemicu kurang diperhatikannya masalah Body Shaming verbal ini. Mereka sering melakukannya hanya demi mengikuti tren agar tidak dibilang ketiggalan tren. 

Mereka sering tidak tahu alasan mereka Body Shaming seseorang di media sosial, naumn karena banyak orang yang melontarkan kata-kata hinaan itu sehingga membuat orang lain juga ikut tertarik. Selain itu, sikap masyarakat yang bodo amat dan tidak berpikir kritis juga memicu korban takit untuk speak up dan enggan melaporkan ke pihak berwajib.

Aturan hukum mengenai hal ini juga kurang ditegakkan oleh paera penegak hukum karena mereka menganggap hal ini tidak terlalu pentting daripada hal-hal lainnya,. 

Maka dari itu para korban juga enggan mengambil jalur hukum sebagai perlindungan diri. Aturan hukum ini juga terkadang kalah dengan uang dan kelicikan apparat penegak hukum yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Kotban Body Shaming verbal ini lebih sering memilih diam dan pergi ke psikiater dan mengonsumsi obat-obatan atau bahkan bunuh diri karena merasa tidak ada yang memihak dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun