Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sebuah Musim yang Hilang

1 Desember 2019   16:20 Diperbarui: 2 Desember 2019   06:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vincent van Gogh, The Starry Night (1889) on mutualart.com

Aku tak lagi punya musim. Entah hilang, berhenti atau baru mulai?
Sebuah musim telah benar hilang? Segala musim yang menggumuli ingatan. Engkau dan dia adalah kisah kepergian bagiku dan ia, yang tak sungguh benar melangkah. Seperti perjalanan yang tak selalu bertujuan dan menggenggam arah. Tetap dan akan terus tinggal. Sebab, kita telah saling melepaskan dari rasa memiliki yang mengunduhkan kehilangan.

Sebuah musim yang hilang. Pergi, berganti, ataukah baru dimulai kembali? Ya, musim yang tak pernah lagi datang ataukah belum pernah terlahirkan? Selain kenangan yang membalutku dalam teguhnya kesendirian. Sebuah, dan semua musim telah hilang. Menyisakan tajamnya dingin. Sembilu dalam genggaman...

  Starry, starry night
Paint your palette blue and gray
Look out on a summer's day
With eyes that know the darkness in my soul
Shadows on the hills
Sketch the trees and the daffodils
Catch the breeze and the winter chills
In colors on the snowy linen land

Now I understand what you tried to say to me
And how you suffered for your sanity

For they could not love you
But still your love was true
And when no hope was left inside
On that starry, starry night
You took your life as lovers often do

A silver thorn, a bloody rose
Lie crushed and broken on the virgin snow
.....

Vincent van Gogh, The Starry Night (1889) on mutualart.com
Vincent van Gogh, The Starry Night (1889) on mutualart.com
Satu dari sekian banyak malam-malam kita yang berbintang, adalah yang sangat berbintang. Memabukkan dari bangkitnya gairah yang tumbang. Malam terakhir ataukah pertama mulai? Yang mengantarkan pada pagi yang paling berderai. Entah airmata ataukah darah? Semerah mawar pertama dalam terakhir. Jiwa benderang yang digelapkan kenangan.

Jiwa cinta nan utuh yang diruntuhkan ketidak-sanggupan jemari meraih matahari pada pagi yang lain. Dan lagu itu telah merasuki jiwamu. Menuntunmu pergi mencari sebuah musim yang belum sempat terlahir namun telah sanggup hilang, bermula ataukah berakhir? Kelu pesan penuh kesan. Mengutuhkan jiwamu dalam pembebasan...

                                      ***
Nadya Nadine, Banjarmasin, 28 Mei 2013, (terinspirasi kisah Vincent van Gogh).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun