“Olokan tidak berarah mereka tidak mengubah apapun tentang lukisanku. Olokan mereka tidak membuat lukisanku jadi lebih buruk dari sebelumnya. Sebanyak apapun olokan yang lukisanku terima, sekali ia indah maka tetap indah dan tidak akan pernah berubah. Air terjun, langit senja, dan jembatannya tetap disana dan tetap indah.”, jawab pelukis sambil tersenyum.
Sepasang kekasih tersenyum memandang pelukis kemudian mengangguk tanda mengerti.
Namun hal itu tidak hanya berlaku pada lukisan. Namun apapun itu. Suatu hal sekali ia indah maka tetap indah, sebanyak apapun kritikan dan bantahan yang ia terima.
Kamu pintar karena kamu lulus dengan predikat Cum Laude. Sebanyak apapun orang menghina “Kamu bodoh.”, maka kamu akan tetap pintar dan itu tidak akan berubah.
Kamu punya suara yang indah dan kamu selalu menang kompetisi bernyanyi. Lalu kamu mendengar bahwa beberapa orang menertawai caramu bernyanyi. Sebanyak apapun mereka tertawa dengan caramu bernyanyi, sekali suaramu indah maka itu tetap indah dan tidak akan berubah.
Itu tadi beberapa kutipan dari hasil karya Marcus Aurelius, Meditations. Pada dasarnya, lewat tulisan-tulisan tersebut, Marcus Aurelius mencoba mengingatkan dan mengajarkan kita bagaimana untuk selalu berpikir positif dan memertahankan energi positif dalam keseharian serta membuang emosi negatif segera ketika kita mulai merasakannya. Tidak rumit, tidak juga sulit. Itu hanya soal bagaimana kita berpikir akan suatu peristiwa, kemudian mengendalikan diri dan pikiran kita dalam meresponnya. Lewat tulisan-tulisan tersebut pun terlihat jelas bahwa sebenarnya kunci kebahagiaan dan hidup positif adalah pada pikiran dan tindakan kita sendiri.
Beberapa tulisan itu hanyalah sekian dari banyaknya nilai-nilai kehidupan positif yang diajarkan dalam stoisisme.
Semoga beberapa tulisan diatas dapat mengingatkan para pembaca untuk senantiasa berpikir dan bertindak secara positif dalam hal apapun yang sedang dihadapi.
Jangan lupa bahagia.
Referensi
LLIA. 2021. Meditations. Jakarta: Noura Books.