Kanaya, dengan air mata mengalir di wajahnya, menyaksikan Hans menghilang ke dalam bayang-bayang, sosoknya menghilang di udara, hingga tak ada yang tersisa selain malam.
Dia diam di jembatan selama berjam-jam, hingga fajar mulai menerangi langit. Meski hatinya hancur, dia tahu dia harus terus maju. Hans akan selalu bersamanya, dalam ingatannya, dalam cintanya. Tapi malam itu di jembatan, dia kehilangan dia selamanya.
Di bawah langit yang perlahan dipenuhi bintang, Kanaya berjalan pulang ke rumah, dengan jiwa yang hancur, namun dengan kepastian bahwa, meski cinta telah menyatukan mereka, takdir telah memisahkan mereka selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H