Riwayat orang tua dan keluarga menderita osteoporosis membuat berisiko meningkat lebih besar.
4. Menopause Dini
Wanita yang mengalami menopause dini (sebelum usia 45 tahun) atau pernah menjalani operasi pengangkatan rahim beserta ovariumnya berisiko lebih besar karena massa tulang berkurang lebih cepat akibat tubuh kekurangan hormon estrogen yang bermanfaat untuk tulang.
5. Obat-obatanÂ
Obat-obatan tertentu memiliki efek samping yang meningkatkan risiko patah tulang, antara lain:
- Terapi glukokortikoid jangka panjang: sering digunakan untuk mengobati radang sendi atau asma. Penggunaan glukokortikoid selama tiga bulan atau lebih meningkatkan risiko patah tulang lebih tinggi.
- Penghambat pompa proton sering digunakan untuk mengobati GERD ( gastroesofageal refluks desease).
Faktor risiko osteoporosis yang bisa diubah antara lain;
1. Asupan alkohol yang berlebihan
2. Merokok, dimana hampir dua kali lipat risiko patah tulang pinggul dibandingkan dengan risiko pada bukan perokok.
3. Indeks massa tubuh rendah. Oleh karena itu mempertahankan berat badan yang sehat itu penting - dan berat badan dengan Indeks massa tubuh kurang dari 19 kg/m2 merupakan faktor risiko yang signifikan.
4. Kekurangan asupan vitamin D, dimana rendahnya tingkat vitamin D terutama di kalangan pekerja yang tidak keluar ruangan.
5. Tubuh yang kurang aktif melakukan olahraga menyebabkan hilangnya masa otot dan masa tulang. Orang dewasa yang tidak aktif lebih cenderung mengalami patah tulang pinggul daripada mereka yang lebih aktif.