Mohon tunggu...
Nadia Zahra Ramadhani Sufi
Nadia Zahra Ramadhani Sufi Mohon Tunggu... Lainnya - nadiazrs

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Ilmu Sosiologi untuk Beradaptasi dalam Cyber Society

28 Oktober 2022   21:51 Diperbarui: 28 Oktober 2022   22:47 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realitas yang menjadi kajian sosiologi, menurut paradigma Ritzer, dibagi menjadi tiga: fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Fakta sosial mengacu pada realitas materiil dan non-materiil yang bersifat eksternal dari diri individu. Definisi sosial mengacu pada tindakan yang penuh makna dari individu dalam interaksinya dengan individu lain. Sedang perilaku sosial menunjuk pada perilaku manusia yang tampak (observable) dan kemungkinan pengulangannya di masa depan.

Ketiga jenis realitas yang menjadi fokus kajian sosiologi tersebut didesain untuk memahami realitas di dunia nyata. Di dunia cyber, ketiganya harus dimediasi oleh teknologi. Fakta sosial yang semula memiliki kekuatan coercive yang tinggi, di dunia cyber kekuatannya boleh jadi berkurang karena telah melalui proses mediasi oleh teknologi virtual.

Definisi sosial yang menekankan pada pencapaian makna intersubjektif, ketika masuk dalam realitas baru dunia cyber tidak lagi dapat sepenuhnya memiliki sifat subjektif karena interaksi antar manusia terjadi melalui perantaraan teknologi yang bersifat objektif, sehingga intersubjektivitas hanya dapat terjadi melalui perantaraan teknologi. Ini akan sangat banyak pengaruhnya dalam memahami interaksi antar manusia. 

Hal yang sama juga berlaku pada paradigma perilaku sosial. Paradigma ini menekankan pada aspek perilaku yang nyata dan dapat diamati. Persoalannya, di dunia maya, apa yang disebut nyata itu tidak lain adalah kenyataan yang diproduksi media. Perilaku itu tidak lagi dapat diamati secara langsung tetapi hanya dapat diamati melalui bantuan media digital.

Berdasarkan pembahasan tiga paradigma di atas, penelitian ini ingin menggarisbawahi pentingnya bagi sosiologi untuk melakukan rekonstruksi sosiologi untuk kajian cyber society. Upaya seperti ini dapat dimulai dengan meredifinisi realitas yang menjadi fokus kajian sosiologi. 

Jadi jika sosiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji masyarakat, maka apa yang disebut sebagai masyarakat itu perlu didefinisikan ulang agar dapat mengakomodasi perkembangan terbaru dalam dunia cyber. Di masa depan, kajian sociology of cyberspace akan menghadapi tantangan yang makin kompleks, karena manusia akan lebih banyak berinteraksi dengan objek atau benda-benda daripada dengan manusia.

Perubahan karakter realitas masyarakat dan hubungan antar individu di dunia baru ini perlu mendapat perhatian tersendiri dalam sosiologi. Hal ini karena perubahan itu menyangkut aspek yang sangat fundamental dari kajian sosiologi, yaitu objek kajian sosiologi itu sendiri. 

Sosiolog tidak bisa terus "berpura-pura" seolah tak terjadi apa-apa. Menjelaskan realitas baru yang sudah jauh berubah dengan cara-cara dan konsep lama jelas sama sekali tidak memadai. Sosiolog membutuhkan perangkat keilmuan baru untuk melihat realitas baru secara akurat.

 Rekonstruksi sosiologi mau tidak mau harus dilakukan untuk menyediakan tools yang memadai bagi seorang sosiolog untuk memahami realitas cyber dengan segenap kompleksitasnya.

Problem-problem baru yang dihadapi Sosiologi ini menjadi amat menarik untuk dikaji lebih jauh mengingat bahwa masa depan manusia tidak akan jauh-jauh dari teknologi informasi. Kemampuan sosiologi untuk memahami realitas sosial secara memuaskan amat tergantung pada kemampuannya untuk menyesuaikan metodologi dan konsep-konsep keilmuannya dengan realitas baru era cyber.[15]

DAFTAR PUSTAKA 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun