'Jangan nangis, Rin, nanti cantiknya hilang'
Hayrin mengusap air matanya kasar. Gerald selalu berkata seperti itu kepadanya saat dia lagi ada masalah.
'Gerald, bertahanlah!' Hayrin menatap sendu ke dalam ruangan.
Hayrin berjalan masuk ruangan setelah dokter mempersilahkannya masuk. Sementara Gerald, dia tidak menyadari kehadiran Hayrin.
"Rald." Panggil Hayrin tercekat
Gerald susah payah memutar kepalanya menghadap suara yang sangat familiar. Dia tersenyum tulus. Ingin sekali dia menghapus air mata itu. Ingin sekali dia memeluk gadis itu.
"Apanya yang sakit?" Hayrin tidak kuat lagi bertanya. Dia menangis menutup wajahnya.
"Hey, jangan nangis, nanti cantiknya hilang, Rin." Canda Gerald disela-sela sakitnya.
"Apa kamu mau dengar jawabanku? Jawaban dari pertanyaan kemaren?"
"Tidak, tidak perlu Rin." Gerald menggelengkan kepalanya pelan. Menatap Wajah Hayrin dipenuhi air mata.
"Kamu cepat sembuh."