Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 2

27 Mei 2023   23:30 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:35 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kematian Papa (Dikuburan)

 

            Aku melihat mantan suamiku berjalan kearahku yang sudah berada diatas ambulance, dia mengucapkan bela sungkawa, lalu aku menyuruhnya berbicara dengan Andri. Tak lama kemudian dia masuk kedalam ambulance bersamaku, tapi kami tidak sempat berbicara lama. Aku fokus pada foto papaku yang ada di pangkuanku, beberapa kali HP ku berbunyi dan aku tidak pernah mengangkatnya. Setelah sampai di kuburan, aku merekam video pemakaman papaku dengan seksama, telfon yang masuk tidak sempat kulihat lagi.

            Setelah selesai berdoa, menutup liang kuburnya, aku tidak bangkit dari kuburannya, aku tetap duduk disebelah kuburannya, aku hanya mengucapkan padanya, “Masalahmu yang belum selesai akan kuselesaikan bersama Andri dan Billa, bantu aku pa!” kata-kata itu masih terus terngiang di telingaku, aku mengucapkan itu persis setelah mendoakan yasin di kuburannya.

            Aku berjalan turun dari kuburannya menuju Andri yang sedang duduk merokok, aku menghampirinya bersama anakku Billa. Tiba-tiba HP Billa dan HP ku bersamaan bunyi dan aku ingat bunyi nya nyaring seperti tak biasanya, aku dan Billa menatap satu sama lainnya, kami berdua langsung mengeluarkan HP dari kantong celana. Dan benar yang kami pikirkan berdua, nama papa yang ada di layar HP kami, sementara HP papa kutinggal di dalam laci kamar dalam keadaan hidup.

            Disinilah awal mulai perjalanan HP papa bernyanyi seumur hidup kami.

Sehari Kematian Papa

            Setelah kemarin di kuburan HP ku berbunyi dari nomor papa, aku sengaja tidak mematikan HP papa sampai saat ini, ternyata pesan whatsapp pun muncul dari nomornya. Dia hanya menuliskan apa yang sering dia tulis, “Nak, papa sayang sama kamu, jaga Billa dan mama ya.” Kata-kata itu muncul di layar HP ku, aku mengecek HP papa dan benar baru tertulis beberapa saat aku membacanya. Aku tanpa pikir panjang, lalu aku membalasnya, “We’ll be fine papa, rest in peace with love, your only daughter”

            Aku tidak berpikir panjang tentang HP itu, aku dan Billa menganggap HP itu mungkin sarana energi papa yang sudah tidak ada agar dapat mengirimkan pesan apa yang dia ingin sampaikan sebelum dia meninggal. Tapi ternyata dugaan kami berdua salah, datang lah beberapa kali telfon dari nomor teman-teman papa yang bilang bahwa mereka ditelfon di jam-jam tertentu, ada beberapa karyawan papa pun memberitahukan kami bahwa pada jam 10.30 malam mereka selalu mendapatkan telfon dari nomor kantor yang pastinya tidak ada orang sama sekali didalamnya. Aku langsung berpikir ada sesuatu yang ingin papa sampaikan tapi mungkin tidak dapat kesampaian. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap menghidupkan HP papa beberapa saat.

            Malam itu terjadi lagi, aku dan Billa memutuskan untuk datang ke kantor papa pada pukul 10.30 malam, yang kata karyawan ada telfon masuk dari nomor kantor itu. Aku dan Billa datang kesana, kami berdua melihat persis bayangan hitam yang duduk di depan meja kerja papa, aku terdiam lalu melihat apa yang dia lakukan, benar dia mendekat telfon tapi tidak mengangkat telfon. Aku sedikit takut dan gemetar melihatnya, Billa yang sudah biasa komunikasi dengan hal seperti ini pun mengeraskan memanggil suaranya kepada bayangan tersebut.

            “Mau apa kamu?” kata Billa lantang kearah bayangan tersebut. Bayangan itu diam tapi aku melihat bayangan itu menghampirinya, aku sedikit ketakutan dan mundur dari tempatku berdiri, Billa dengan lantang tetap berdiri seperti semula dan aku melihat raut wajahnya berubah sedih. Aku melihat Billa tidak seperti biasanya, dia melihat bayangan itu sambil menunduk dan mengeluarkan air mata, aku ketakutan karena belum biasa menghadapi hal seperti ini. Lalu kudengar suara siul persis sama seperti suara siul yang papa biasa lakukan dari arah luar kantor. Aku mencoba melihat keluar perlahan, aku melihat ada bayangan lewat pelan sambil mengeluarkan siulan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun