Mohon tunggu...
nadalfizahra
nadalfizahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Karena kamu butuh banyak pengetahuan baru untuk dipelajari, jadi mari belajar bersama!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Juang Tak Terhenti

22 Juli 2022   09:12 Diperbarui: 22 Juli 2022   09:24 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah, Kak. Terima kasih." Jawab Hana dan Lily bersamaan.

"Kembali kasih, Kak. Selamat menikmati hidangan dari kami. Semoga terkenang dan  saya izin undur diri," Pelayan tersebut tersenyum sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi melakukan tugas lainnya.

"Kamu tahu, Ly. Sejak pertama kamu terpilih menjadi Mawapres di Fakultas MIPA, satu kata yang terlintas dalam benakku. Bangga. Tak ada yang lebih membahagiakan menyaksikan sahabatnya berhasil menjadi terbaik ditingkat fakultas. Orang iri akan berkata bahwa hal tersebut lebay, namun tidak dengan aku. 

Di mata aku, Lily sahabatku menjadi juara. Aku tahu kamu sangat berharap menjadi Mawapres satu ditingkat universitas. Namun, semua yang terjadi hari kemarin adalah takdir terbaik untuk kamu. Kamu punya banyak hikmah didalamnya. Kamu menjadi Runner Up keren banget. 

Aku di urutan ke lima saja sudah bangga terhadap diriku. Kenapa? Karena aku berhasil mengalahkan ketakutan terbesarku untuk melangkah menyelesaikan rentetan impian. Semua jalan dimudahkan. Dan itu lebih dari cukup untuk menambah rentetan pengalaman hidup. 

Apakah aku tidak ingin juara? Tentu jawabannya sama sepertimu. Juara satu adalah impian, tapi sebanyak apa pun kata sesal hari ini, tak akan mengubah sesuatu yang sudah di garis takdirkan untuk kita. Tetap semangat ya. Ayo berjuang bersama lagi untuk mencoret segala mimpi yang telah kita susun bersama." Senyum Hana meneduhkan hati Lily.

"Aku sedang berusaha memupuk rasa ikhlas di tengah pengharapan diri yang berujung rasa kecewa. Ekspektasiku terlalu tinggi berujung menggoreskan luka. Salah memang, niat bermula lurus menjadi berbelok seketika karena aku merasa aku mampu untuk menjadi yang pertama. 

Bagi Sebagian orang mungkin ini sesuatu yang membanggakan, namun aku masih sering kali merasa kecewa yang berujung menyalahkan diri sendiri karena belum mampu memberikan yang terbaik untuk membahagiakan orang tua, keluarga, kamu, dan teman-teman lainnya," sambung Lily. Wajah bahagia sehari-hari hanyalah cerita di hari ini. Senyum manis berubah menjadi jiwa rapuh tak bertenaga.

"Ly, berkali-kali aku bilang. Kami semua bangga ke kamu. Meskipun cara menyampaikan kebahagiaan dan ucapan selamat kepadamu akan berbeda setiap orang. Intinya kami bangga terhadap pencapaian luar biasa ini. Jangan suka overthinking ya. Bangkit lagi dan berusaha mengejar impian lain. Semangat untuk kita."

"Aku kadang masih suka membandingkan diri dengan pencapaian kakakku, Na. semua orang tahu prestasi dia di bidang akademik maupun non akademik. Kadang aku merasa semua yang aku capai hingga detik ini masih belum cukup untuk mengejar semua pencapaian kakak. Lebih ke masih belum bisa menyembuhkan diri untuk tidak membanding-bandingkan diri dengan kakakku. Meskipun banyak yang menganggap kami sama-sama anak yang berprestasi, namun di relung hati terbesit rasa rendah diri" Lily masih melanjutkan sesi kesedihan dan hal yang membuat pikirannya lelah.

Hana menatap Lily, "Ly, sejatinya jalan setiap orang berbeda. Setiap insan yang terlahir di dunia ini memiliki jalan takdirnya masing-masing. Sebuah fenomena yang bisa kita lihat, bayi kembar identik yang terlahir di tanggal sama saja memiliki kehidupan sendiri apalagi yang berbeda? Lantas mengapa kamu membandingkan banyak hal dengan berlebihan atas segala pencapaian kakakmu hingga kamu terlupa, bahwa kamu dan kakakmu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing? Membandingkan diri untuk memperoleh semangat dan energi perjuangan yang tinggi memang baik, namun jika hal tersebut membuatmu stress dan tertekan akan membuat hal baik berubah menjadi tidak baik"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun