METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi implementasi teknologi dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMPN 85 Jakarta. Penelitian ini dirancang sebagai studi kasus di SMPN 85 Jakarta, dengan fokus pada berbagai teknologi yang diterapkan dalam pengelolaan kebersihan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan sosialisasi kepada siswa - siswi SMPN 85 Jakarta. Wawancara tersebut dilakukan bersama guru - guru untuk mendapatkan pemahaman bagaimana sekolah mengedukasi siswa dan siswi di dalam menjaga kebersihan dan merawat lingkungan sekolah.
Pada saat melaksanakan penelitian ini, terbagi menjadi dua (2) bagian; pertama metode sosialisasi bersama anggota OSIS/MPK SMPN 85 Jakarta guna mengetahui pemahaman siswa/i akan kebersihan lingkungan serta membantu dalam meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, kedua metode wawancara yang dituju kepada guru bimbingan konseling guna mengetahui lebih dalam tentang program kebersihan di lingkungan sekolah yang telah dilaksanakan.
Pengabdian dilakukan melalui sosialisasi dengan pemaparan materi yang berjudul "Pentingnya Kebersihan Di Lingkungan Sekolah" kepada siswa dan siswi SMPN 85 Jakarta. Pemaparan materi ini dilakukan dengan tujuan mengedukasi siswa dan siswi agar lebih peduli dan sadar di dalam menjaga, merawat lingkungan sekolah.Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengabdian yang dilakukan di SMPN 85 Jakarta merupakan jenis pengabdian yang merujuk kepada kebersihan lingkungan sekolah. kebersihan lingkungan sekolah merupakan pokok terpenting yang harus dijaga agar terciptanya kedamaian dan kenyamanan, serta terhindar dari segala dampak penyakit. Pada era digital sekarang, beragam alat yang dapat dioperasikan sebagai bentuk melindungi kebersihan sekolah seperti aplikasi, sistem sensor kualitas udara dan pemanfaatan website. Selain itu, dalam mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan SMPN 85 Jakarta memberlakukan kepada seluruh siswa/i untuk membawa kotak makan setiap hari guna mengurangi dampak negatif dari banyaknya dalam memproduksi sampah. Tindakan sederhana ini dapat memberikan dampak besar dalam mengurangi sampah sekali pakai, terutama dari kemasan makanan.
 Selain manfaat langsung dari kebersihan, perlu dipahami dampak jangka panjang  penggunaan plastik terhadap lingkungan. Membawa bekal tidak hanya menjadi kebiasaan sehari-hari, namun juga menjadi bagian dari budaya  sekolah yang lebih ramah lingkungan.Â
Tujuan utama dalam pengabdian ini adalah bagaimana teknologi dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah dan mempengaruhi perilaku siswa dalam menjaga kebersihan tersebut, struktur yang digunakan adalah Hasil Analisis Implementasi Teknologi dalam Kebersihan Sekolah yaitu Berdasarkan pengamatan dan wawancara di SMPN 85 di Jakarta, ditemukan bahwa teknologi seperti sensor kualitas udara dan aplikasi pengelolaan sampah secara signifikan dapat membantu sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungan.Â
Sistem Sensor kualitas udara/ Sensor suhu dan kelembaban di sekolah  memantau kondisi dalam ruangan agar tetap nyaman dan sehat. Suhu  optimal membantu siswa mempertahankan konsentrasi, dan kelembaban seimbang mencegah udara pengap atau kering yang dapat mempengaruhi kesehatan pernapasan. Sensor ini memungkinkan sekolah  memastikan lingkungan belajar yang ideal dan menjaga kenyamanan dengan menyesuaikan ventilasi secara otomatis jika memungkinkan (Arya, 2018).
DHT11 merupakan sensor suhu dan kelembaban yang terjangkau dan biasa digunakan dalam aplikasi dasar, terutama  proyek DIY  dan pendidikan. Fungsi Utama DHT11 mengukur suhu dan kelembaban lingkungan. Sensor ini menghasilkan data digital yang dapat dengan mudah dibaca oleh berbagai jenis mikrokontroler (Srivastava, 2018:876). Mikrokontroler adalah komputer kecil dalam bentuk chip IC yang dirancang untuk menjalankan tugas tertentu, seperti menerima, mengolah, dan mengeluarkan sinyal sesuai program yang telah diisikan.Â
Pengaruh Program Teknologi Terhadap Kesadaran Lingkungan Siswa dari hasil survei dan observasi menunjukkan bahwa siswa lebih menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan sekolah bersih. Hasil survei juga menunjukkan bahwa minat dan pemahaman siswa tentang kebersihan lingkungan meningkat setelah sosialisasi dan penerapan program berbasis teknologi.