Seorang Manusia  memiliki akal dan selalu berusaha untuk menemukan sebuah kebenaran. Salah satu cara yang sudah ditempuh untuk memperoleh kebenaran, yaitu  dengan metode melalui pengalaman atau empiris lalu Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip/ hasil - hasil yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dan dapat dimengerti.
Sebelum kita membahas tentang teori kebenaran korespondensi, koherensi dan pragmatis, kita harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan  kebenaran. Kebenaran adalah suatu hal yang bisa dikatakan benar dan di dasarkan dengan  alasan yang jelas dan logis.
Kebenaran dalam ilmu pengetahuan atau kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah jelas dan pasti kebenarannya menurut norma - norma atau prinsip-prinsip keilmuan. Kebenaran ilmiah juga agak memiliki sifat yang objektif,karena  di dalamnya mengandung beberapa pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi tetap saling bersesuaian.
Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat dasar, yaitu yang pertama, struktur yang rasional-logis, kedua isi empiris, ketiga dapat diterapkan (pragmatis).Â
Kebenaran yang didapatkan dengan cara  ilmiah yang digunakan dengan logika dan bukti-bukti empiris  untuk menemukan suatu kesimpulan sebagai sebuah kebenaran merupakan kebenaran yang ilmiah. Salah satu contoh cara mencari kebenaran menurut  ilmu pengetahuan adalah dengan melakukan penyelidikan dan penelitian untuk mencari dan menemukan data empiris dengan menggunakan cara dan prosedur yang ilmiah. Sebagai contoh sederhana kebenaran ilmiah didalam lingkungan hidup masyarakat berupa bercocok tanam pohon mangga yaitu :
Apakah benar pemberian pupuk pada pohon mangga dapat menyuburkan pertumbuhan pohon mangga, maka dilakukan eksperimen dengan membentuk dua kelompok objek penelitian, yaitu pohon mangga yang diberikan pupuk secukupnya dalam jangka waktu tertentu dengan metode ilmiah, sedangkan pohon mangga yang lain tidak berikan pupuk, maka dapat dilihat hasil yang akan diperolehnya.
Teori kebenaran korespondensi
Teori kebenaran korespondensi merupakan teori yang memiliki pandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi ( berhubungan ) terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju kepada pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar apabila ada kesesuaian di antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan sebuah kebenaran (fakta).
Berfikir korespondensi yaitu adalah berfikir mengenai terbuktinya sesuatu itu adalah relevan ( hal-hal yang berkaitan) dengan sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan dengan adanya kejadian yang searah/sejalan atau berlawanan arah antara kenyataan dengan fakta yang sudah diharapkan.
Contoh dari teori kebenaran  korespondensi dalam lingkungan hidup masyarakat yaitu berupa Pernyataan bahwa "wanita adalah orang yang dapat mengandung dan melahirkan anak", pernyataan tersebut benar karena faktanya memang wanita yang telah mengandung dan melahirkan anak . Sedangkan pernyataan lain yaitu "pria adalah orang yang mengandung dan melahirkan anak", pernyataan tersebut tidak benar sebab tidak ada obyek yang berhubungan dengan pernyataan tersebut. Jadi secara fakta yaitu "Orang yang mengandung dan melahirkan anak bukan pria, melainkan wanita"
Teori kebenaran koherensi
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang berdasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi .Teori koherensi biasanya juga disebut dengan teori konsistensi, yaitu teori yang mengatakan, suatu pernyataan dianggap  benar jika pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar secara logis dan jelas.
Salah satu dasar teori koherensi ini yaitu adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi yang sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang disuarakan, dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan.Â
Proposisi menunjukkan atau mengarahkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat dari hubungan antara kepribadian, sifat, karakter, pemahaman dan pengaruh lingkungan hidup. Psikologi strukturalisme mencoba berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.
Contoh dari teori kebenaran koherensi dalam lingkungan hidup masyarakat yaitu dengan mengadakan lomba 17 agustus untuk memperingati hari kemerdekaan indonesia , "Seluruh peserta yang mengikuti perlombaan 17 agustus harus mengenakan baju warna merah putih saat perlombaan berlangsung". Andi adalah peserta dari perlombaan tersebut, jadi Andi  harus mengenakan baju merah putih saat perlombaan berlangsung. Pernyataan tersebut adalah benar karena pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan yang pertama.
Teori kebenaran pragmatis
Teori kebenaran pragmatis yaitu adalah teori yang memiliki pandangan  bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, dan  personal atau sosial. Teori pragmatis berkata bahwa pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Maksudnya, yaitu suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Contoh teori kebenaran pragmatis dalam lingkungan hidup masyarakat yaitu seseorang yang mengemukakan ide untuk menciptakan suatu alat komunikasi untuk berbicara dalam jarak jauh, kemudian ide tersebut direalisasikan hingga tercipta alat komunikasi berupa handphone yang dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah komunikasi jika ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan tanpa bersusah payah untuk saling bertemu jika dalam jarak jauh dan dalam keadaan yang sibuk . Maka alat komunikasi yang berupa handphone dianggap benar, karena alat tersebut adalah fungsional dan mempunyai kegunaan untuk masyarakat.
Kesimpulan :
Kebenaran adalah suatu hal yang bisa dikatakan benar dan di dasarkan dengan  alasan yang jelas dan logis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan atau kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah jelas pasti kebenarannya menurut norma-norma atau prinsip- prinsip keilmuan. Kebenaran ilmiah cenderung bersifat objektif, di dalamnya terkandung sejumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi tetap  saling bersesuaian.
Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat dasar, pertama, struktur yang rasional-logis, kedua isi empiris, ketiga dapat diterapkan (pragmatis).
Teori kebenaran korespondensi merupakan teori yang memiliki pandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi (berhubungan) terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju kepada pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar apabila ada kesesuaian di antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan sebuah kebenaran (fakta) .
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang berdasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Teori koherensi biasanya juga disebut dengan teori konsistensi, yaitu teori yang mengatakan, suatu pernyataan dianggap  benar jika pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar secara logis dan jelas.
Teori kebenaran pragmatis yaitu merupakan teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Teori pragmatis ini menyatakan bahwa  pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Maksudnya, yaitu suatu pernyataan adalah benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H