Mohon tunggu...
Nada Fajrina
Nada Fajrina Mohon Tunggu... Lainnya - Masih belajar dan berusaha agar bisa membahagiakan kedua orang tua

semoga bermanfaat bagi kita semua dan khususnya saya pribadi dan mohon maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran Ilmiah dan Teori Kebenaran: Korespondensi, Koherensi, Pragmatis Beserta Contohnya dalam Lingkungan Hidup Masyarakat

8 November 2020   09:42 Diperbarui: 26 April 2021   12:55 72965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Manusia  memiliki akal dan selalu berusaha untuk menemukan sebuah kebenaran. Salah satu cara yang sudah ditempuh untuk memperoleh kebenaran, yaitu  dengan metode melalui pengalaman atau empiris lalu Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip/ hasil - hasil yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dan dapat dimengerti.

Sebelum kita membahas tentang teori kebenaran korespondensi, koherensi dan pragmatis, kita harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan  kebenaran. Kebenaran adalah suatu hal yang bisa dikatakan benar dan di dasarkan dengan  alasan yang jelas dan logis.

Kebenaran dalam ilmu pengetahuan atau kebenaran ilmiah adalah suatu pengetahuan yang sudah jelas dan pasti kebenarannya menurut norma - norma atau prinsip-prinsip keilmuan. Kebenaran ilmiah juga agak memiliki sifat yang objektif,karena  di dalamnya mengandung beberapa pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi tetap saling bersesuaian.

Kebenaran ilmiah memiliki tiga sifat dasar, yaitu yang pertama, struktur yang rasional-logis, kedua isi empiris, ketiga dapat diterapkan (pragmatis). 

Kebenaran yang didapatkan dengan cara  ilmiah yang digunakan dengan logika dan bukti-bukti empiris  untuk menemukan suatu kesimpulan sebagai sebuah kebenaran merupakan kebenaran yang ilmiah. Salah satu contoh cara mencari kebenaran menurut  ilmu pengetahuan adalah dengan melakukan penyelidikan dan penelitian untuk mencari dan menemukan data empiris dengan menggunakan cara dan prosedur yang ilmiah. Sebagai contoh sederhana kebenaran ilmiah didalam lingkungan hidup masyarakat berupa bercocok tanam pohon mangga yaitu :

Apakah benar pemberian pupuk pada pohon mangga dapat menyuburkan pertumbuhan pohon mangga, maka dilakukan eksperimen dengan membentuk dua kelompok objek penelitian, yaitu pohon mangga yang diberikan pupuk secukupnya dalam jangka waktu tertentu dengan metode ilmiah, sedangkan pohon mangga yang lain tidak berikan pupuk, maka dapat dilihat hasil yang akan diperolehnya.

Teori kebenaran korespondensi

Teori kebenaran korespondensi merupakan teori yang memiliki pandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi ( berhubungan ) terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju kepada pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar apabila ada kesesuaian di antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan sebuah kebenaran (fakta).

Berfikir korespondensi yaitu adalah berfikir mengenai terbuktinya sesuatu itu adalah relevan ( hal-hal yang berkaitan) dengan sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan dengan adanya kejadian yang searah/sejalan atau berlawanan arah antara kenyataan dengan fakta yang sudah diharapkan.

Contoh dari teori kebenaran  korespondensi dalam lingkungan hidup masyarakat yaitu berupa Pernyataan bahwa "wanita adalah orang yang dapat mengandung dan melahirkan anak", pernyataan tersebut benar karena faktanya memang wanita yang telah mengandung dan melahirkan anak . Sedangkan pernyataan lain yaitu "pria adalah orang yang mengandung dan melahirkan anak", pernyataan tersebut tidak benar sebab tidak ada obyek yang berhubungan dengan pernyataan tersebut. Jadi secara fakta yaitu "Orang yang mengandung dan melahirkan anak bukan pria, melainkan wanita"

Teori kebenaran koherensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun