Akses ini tidak hanya berupa bangunan fisik, tetapi juga kurangnya dukungan, konsultasi, serta proses edukasi yang memadai dari para tenaga medis. Selain itu, tidak dapat dipungkiri pemberian susu subtitusi atau susu pengganti ASI yang diberikan sejak usia dini, meskipun para ibu sebetulnya masih bisa menyusui, juga menjadi penyebab utama.Â
Hal ini menjadi catatan serta fakta penting bahwa proses menemani perjuangan para ibu menyusui, masih menemui jalan panjang dan hambatan yang tidak kurun surut.
Perlu adanya upaya yang terus dijalankan, terutama bagi para pekerja medis, mengenai pentingnya pemberian ASI selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.Â
Penelitian terbaru hasil dari kerjasama  Universitas Padjajaran  dengan UNICEF dan Alive and Thrive mengungkapkan bahwa peningkatan pemberian ASI di Indonesia bisa menyelamatkan 5.377 nyawa anak-anak dan Rp 3 triliun untuk biaya kesehatan setiap tahun dengan mencegah penyakit pada anak seperti pneumonia dan diare.Â
Selain itu, meningkatkan pemberian ASI bisa menghemat Rp. 17 triliun untuk upah setiap tahun karena perbaikan dalam kemampuan kognitif dan peningkatan pendapatan di kemudian hari.Â
ASI, sebuah cairan emas, memang layak dijadikan fondasi kehidupan. Â ASI tidak hanya menduduki posisi teratas dalam hal nutrisi untuk bayi, tetapi juga sebagai salah satu alat untuk memperkuat ikatan antara anak dan ibunya, serta lebih jauh, ASI bahkan mampu menjadi penyelamat keuangan keluarga.Â
Melihat strategisnya peranan ASI dan proses menyusui dalam lingkup keluarga hingga nasional, tentu sangat perlu adanya political will yang baik dari pemerintah untuk lebih tegas dalam mendukung proses menyusui.Â
Banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari yang teknis hingga substantif. Instrumen hukum sudah ada, namun penegakannya saja yang masih malu-malu.
Panduan Sukses Menyusui dari WHO
Untuk mendukung proses menyusui, WHO dan UNICEF mengeluarkan sebuah panduan sukses menyusui yang lebih ditekankan untuk dapat diaplikasikan oleh para tenaga medis.Â
WHO menekankan bahwa para tenaga medis dan rumah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan menyusui dengan cara menghadirkan lingkungan yang mother and baby friendly.Â