"Iya, gue bisa jadi pendengar yang baik buat lo." Ucap Zayn sedikit gugup.
Clarissa masih tak percaya. Pendengar buat lo. Ya, Zayn sudah mengulangi kata-kata itu sebanyak dua kali. Clarissa tak mungkin salah dengar. Â Clarissa tak tahu ingin menjawab apa. Ia pun menunduk sambil mencerna perkataan Zayn.
Suasana pun hening. Tak ada satupun yang berani mengeluarkan sepatah kata. Hanya terdengar suara angin yang menghiasi keheningan mereka. Keduanya sama-sama bingung ingin berkata apa.
Tak ingin membuang-buang waktu terlalu lama, Zayn pun memulai pembicaraan kembali. "Sa, lo udah di jemput?" Tanya Zayn mengalihkan topik.
Clarissa sedikit panik. Ia khawatir supirnya sudah menunggu sedari tadi. Ia buru-buru mencari ponselnya di dalam totebag. Dan benar saja, supirnya sudah mengiriminya tiga pesan sejak 10 menit yang lalu.
"Oh iya, gue pulang ya. Udah dijemput supir gue." Ucap Clarissa
Zayn hanya bisa mengangguk dan melihat Clarissa yang hendak pergi menjauh darinya.
Baru saja Clarissa berjalan beberapa langkah, ia memutar balikan dirinya ke arah belakang. Melihat ke arah Zayn. "Zayn, makasih banyak ya." Ucap Clarissa. Lalu ia kembali memutar balikan badannya dan berjalan menghampiri supirnya yang menunggu diparkiran sekolahnya.
Zayn terdiam. Ia merenung. Berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Makasih. Ia mengulangi perkatan tersebut dalam hati. Perkataan yang keluar dari mulut seorang gadis bernama Clarissa. Apa yang membuat gadis itu berterima kasih? Zayn merasa belum membantunya sama sekali.
Zayn tersadar dari lamunannya. Ia tak ingin berlama-lama di taman sendirian. Ia pun berusaha menepis pertanyaannya tentang Clarissa yang memenuhi isi kepalanya. Bagaimana pun kedepannya, ia hanya ingin Clarissa bahagia dan bisa berkumpul bersama keluarganya seperti yang diinginkan gadis itu.
...