Mohon tunggu...
Nabilla Annasywa
Nabilla Annasywa Mohon Tunggu... Novelis - Pelajar | Blogger | Novelis

Halo, aku Nabilla. Welcome to my profile, I'll get you some interesting stories.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matahari, Langit, dan Awan

5 Januari 2024   10:55 Diperbarui: 5 Januari 2024   11:03 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Clarissa hanya bisa mengangguk. Ia tak mampu melarang mamahnya. "Oh, okay mah. Gapapa kok. Nanti mamah sering-sering kirim kabar ya ke Clarissa."

Davina tersenyum. "Iya, pasti kok."

Setelah menyelesaikan sarapannya, Clarissa pamit kepada mamahnya. Lalu beranjak pergi ke teras rumah untuk memakai sepatu. Clarissa melihat supirnya sudah siap untuk mengantarkannya ke sekolah. Ia pun segera bangkit dan berjalan ke arah mobil hitam mewahnya itu. Supirnya membukakan pintu untuknya. Clarissa memang hidup dengan serba berkecukupan. Namun, bukan ini yang benar-benar ia inginkan.

Sesampainya di sekolah, ia bertemu dengan ketiga sahabatnya. Erina, Farrah, dan Ghina sudah menunggu Clarissa sedari tadi. Ketika melihat Clarissa berjalan melewati lorong, ketiga temannya itu langsung menghampirinya.

"Sa, lo gapapa kan kemarin? Lo sehat kan?" Tanya Erina dengan raut wajah khawatir.

"Iya Sa, kita bener-bener khawatir banget sama lo. Kirain lo bakalan lari jauh banget dan gak balik-balik ke rumah" Sambung Farrah.

Clarissa tak menjawab. Ia hanya tetap berjalan sambil menatap sepatu sekolah berwarna hitam miliknya. Ghina memberikan isyarat kepada kedua teman- temannya untuk berhenti menanyakan keadaan Clarissa. Ia paham saat ini, Clarissa hanya sedang berusaha menetralkan perasaannya. Kedua temannya itu pun mengerti. Mereka berempat berjalan melewati lorong sekolah tanpa berbicara sepatah kata pun.

Sesampainya di kelas, Clarissa duduk di bangku miliknya. Ia mengeluarkan buku tulis dan pulpennya. Ia tak tahu ingin berbuat apa, sehingga ia mengisi waktunya untuk menulis sambil menunggu wali kelasnya itu datang.

Sepasang netra tengah memperhatikan Clarissa. Ia tak melihat senyum manis di wajah gadis itu. "Ada apa denganmu?" Batinnya. Ia ingin menanyakan hal tersebut kepada Clarissa namun ia khawatir menjadi pusat perhatian di kelas. Ia pun mengurung niatnya itu.

Setelah beberapa menit, seorang wanita dengan membawa beberapa file ditangannya berjalan masuk ke kelas. Wali kelasnya sudah datang. Kelas pun dimulai seperti biasanya.

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun