Mohon tunggu...
Nabila Laksmi
Nabila Laksmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Di Balik Pesona "Athena"

21 Februari 2018   06:53 Diperbarui: 22 Februari 2018   11:06 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penginapan ini adalah tempat yang tak dapat Widha lupakan karena di sanalah Widha tanpa sengaja bertemu dengan Nathan. Tak lama setelah perjuampaan Widha dan Nathan, mereka sepakat untuk menjelajahi Athena bersama-sama. Ada tiga tempat yang menjadi target Widha dan Nathan utntuk dikunjungi. Tiga lokasi itu adalah Agora, Plaka, dan Rafina.

"Nathan kemudian membukanya dan menatap tumpukan foto yang dia bidik selama perjalanan mereka ke Agora, Plaka, dan Rafina. Sebagian besar diambil diam-diam dengan Widha sebagai objek utamanya. Dia membolak-balik tumpukan tersebut dan mengembalikannya pada Widha. Kemudian, Nathan memberikan satu foto yang tertinggal." (hlm.271)

Walaupun mereka hanya mengunjungi tiga tempat di Athena, ketiga tempat itu sudah sukses membuat benih cinta timbul di antara mereka. Begitu banyak kenangan yang mereka dapatkan selama menjelajahi Athena besama. Tidak hanya itu, Nathan juga banyak belajar dari Widha tentang sejarah-sejarah di Athena.

"Rafina dibangun sekitar tahun 1920-an," Widha menjelaskan riwayat singkat kota itu. "Sebagian besar pengungsi perang dari kota ini berasal dari Triglia. Nama Rafina sendiri diambil dari anagram nama awal kota ini di zaman Yunani kuno." (hlm.156)

Selain tempat wisata, tempat lain yang sering tokoh-tokoh dalan novel ini kunjungi adalah Monastiraki. Monastiraki adalah surga belanja dengan harga yang terjangkau. Bahkan tawar menawarpun diizinkan di sini.

"Cukup miring, kan?" Tanya Artemis riang. "Beberapa toko tadi juga jadi langgananku. That's why the prices are cheaper." (hlm.52)

Di Mobastiraki terdapat satu toko roti yang menjadi tempat pertemuan perdana Wafi dan Widha setelah sekian lama tidak bertemu dan berkomunikasi.

"Sementara Artemis berburu roti, perhatian Wafi tertarik pada pengunjung yang baru membuka pintu toko... Timbunan arsip memori Wafi mencari satu nama yang dulu sering muncul dalam benaknya... Widha?" (hlm.53)

 Parthenon adalah lokasi yang termasuk dalam wilayah Akropolis. Di tempat inilah Nathan menunggu Widha untuk memperbaiki hubungan mereka karena beberapa maslah yang terjadi.

"Dia berdiri di salah satu sisi Parthenon. Mengamati satu per satu turis dengan mata memicing. Berharap jika salah satunya adalah Widha." (hlm.241)

Sayangnya apa yang diharapkan Nathan tidak terwujud. Pertemuan mereka tidak berjalan dengan baik. Beberapa hari setelah pertemuan menyedihkan Nathan dan Widha di Parthenon, hubugan mereka kemudian membaik lagi di Agora, tempat pertama yang mereka kunjungi.

"Kepala Nathan lalu menunduk. Matanya terbelalak saat menemukan mozaik dua hati di bawah pijakan mereka. Gadis itu menggeser tubuhnya ke samping. Dia belum menyadari kehadiran Nathan karena telinganya dipasangi eraphone." (hlm.269)

 Mozaik dua hati adalh mozaik yang terdapat di Agora dan seseorang yang menegakan earphone itu adalah Widha. Di sanalah hubungan mereka membaik.

Terdapat banyak latar waktu yang digunakan dalam susunan novel ini. Salah satunya adalah saat tepat tengah malam.

"Jarum panjang dan pendek saling berangkulan di anga dua belas. Wafi mengenyahkan semua keraguan, lalu mengetuk pintu di hadapannya..." (hlm.171)

 Malam itu adalah malam ulang tahun Widha. Itulah mengapa Wafi bekunjung ke penginapan Widha tepat tengah malam untuk memberikan Widha kejutan ulang tahun.

Selain malam kejutan bagi Widha, penulis juga menggunakan latar malam hari untuk menggambarkan keadaan alam Athena yang unik yaitu langit terang Athena yang berdurasi lebih lama.

"Langit jingga keunguan masih menaungi Athena saat Nathan keluar pukul tujuh malam. Sebenarnya, dia kurang menyukai kerumunan orang asing..."  (hlm.207)    

Latar waktu di siang hari juga banyak disebutkan dalam novel ini. Penggunaan latar waktu siang hari banyak digunakan karena novel banyak meceritakan tentang kunjungan ke berbagai tempat. Tentu saja, para tokoh memilih untuk berpergian di siang hari.

"Mata Wafi menyipit karena sinar matahari yang bersinar terik. Dia sebenarnya masih mencemaskan kondisi Widha dan tergoda untuk menghubungi, bahkan mendatangi penginapannya. Kalau bukan karena saran si peri hutan yang memintanya untuk bersabar, Wafi pasti tidak berada d sini." (hlm.216)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun