Tugas keluarganya adalah membangun rasa percaya, memperbaiki sistem komunikasi, mengarahkan atau membimbing ke jalan agama, dan memberikan perhatian lebih kepada Aliando walau meski dengan menjaga jarak. Jika dari pihak keluarga masih bingung atau takut mengambil langkah yang salah dalam membantu Aliando pulih, pihak keluarga bisa menanyakan kepada terapis Aliando terkait hal-hal apa saja yang dapat ia lakukan. Kebutuhan manusia bukan hanya dari rasa nyaman, namun tentu disertai dengan rasa aman. Maka dari itu, pihak keluarga juga dapat membantu Aliando dari segi rasa aman karena seperti yang Aliando jelaskan bahwa OCD yang dideritanya kambuh lagi di usia dewasa sebab adanya kasus kriminalitas yang terjadi di rumahnnya.
      Pihak keluarga juga perlu memperhatikan keputusan yang diambil, karena dari pihak penderita gangguan atau Aliando, menderita gangguan OCD tingkat ekstrem sampai menyebabkan perubahan kepribadian yang awalnya ekstrovert menjadi introvert. Walau begitu, ada sesuatu yang perlu disyukuri sebab Aliando mempunyai kepribadian yang baik atau optimis. Jadi, jangan sampai hanya karena salah langkah, dapat membuat kepercayaan Aliando untuk sembuh menjadi buyar.Â
Â
Penutup
      Perlu digaris bawahi bahwa artikel ini, sepenuhnya berdasarkan pandangan penulis (Nabila Ramadani Susanto). Jadi, jika ada kesalahan atau kekeliruan, mohon dimaafkan, namun tujuan utama penulis membuat artikel ini untuk memberikan pengetahuan berdasarkan ilmu psikologi, kesehatan, dan spritual. Penulis berharap, dengan adanya artikel ini, dapat menambah wawasan kita semua, sekian dan terima kasih.Â
Daftar Pustaka
'Cardone, J. T., 'Cella, R., 'Croffy, B., 'Dorn, M., 'Duggan, D., 'Gellis, S., 'Goldsmith, L., 'Krall, R., 'Levina, R., 'Rome, H., 'Smaglia, R., 'Sriwatanakul, K., 'Telzak, E., 'Weintraub, M., 'Weiland, D., & 'Zarafonetis, C. (2008). Kapita Selekta Kedokteran Klinik (L. Lasagna & J. Mazzullo, Eds.; Terbaru, Vol. 500gr). Binarupa Aksara.
Conzelmann, A., Hollmann, K., Haigis, A., Lautenbacher, H., Bizu, V., App, R., Nickola, M., Wewetzer, G., Wewetzer, C., Ivarsson, T., Skokauskas, N., Wolters, L. H., Skarphedinsson, G., Weidle, B., de Haan, E., Torp, N. C., Compton, S. N., Calvo, R., Lera-Miguel, S., ... Renner, T. J. (2022). Internet-based psychotherapy in children with obsessive-compulsive disorder (OCD): protocol of a randomized controlled trial. Study Protocol, 23(1). https://doi.org/10.1186/s13063-022-06062-w
Dwi Anaya, A. (2021). Literature Review: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Obsessive Compulsive Disorder Pada Remaja. Literature Review, 3(1), 1--12. https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/2577
'Elfiky, I. (2009). Terapi Berpikir Positif (K. Fath, M. T. Damas, N. Rahman, N. Aly, & A. Rivan, Eds.; Vol. 15x23mm). Serambi.
Fauzan, M., Fitri Boy, A., & Iswan Perangin-Angin, M. (2020). E-Diagnosa Penyakit Obsessive Compulsive Disorder (Gangguan Fikiran Negative) Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal CyberTech, 1(12), 1--15. https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/jct/article/view/1731