Selain mengubah pola pikiran, penting juga untuk mengubah pola perilaku yang tidak sehat. Konselor dapat membantu siswa mengidentifikasi perilaku yang merugikan dan mengajarkan strategi untuk mengubahnya. Misalnya, jika seorang siswa mengalami kecemasan sosial yang parah, konselor dapat mengajarkan teknik relaksasi atau melakukan eksposur terkontrol terhadap situasi-situasi sosial yang menakutkan.
- Penerapan Teknik dalam Kehidupan Sehari-hari
Konseling bukan hanya tentang sesi di ruang konseling, tetapi juga tentang menerapkan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Konselor perlu membantu siswa merencanakan cara untuk menggunakan teknik CBT dalam situasi nyata, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
- Evaluasi dan Pemantauan Progres
Konselor dan siswa dapat secara teratur meninjau tujuan yang telah ditetapkan dan mengevaluasi apakah ada perubahan positif yang terjadi. Jika diperlukan, tujuan konseling dapat disesuaikan untuk mencerminkan perubahan situasi atau kebutuhan siswa.
Â
SIMPULAN
      Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan jika layanan bimbingan klasikal di SMA memiliki tujuan yang sangat signifikan dalam meningkatkan kepercayaan siswa terhadap guru BK. Layanan ini harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru BK harus memiliki kemampuan yang baik dalam berinteraksi dengan siswa dan memiliki strategi yang tepat dalam membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi. Dengan demikian, layanan bimbingan klasikal di SMA dapat membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap guru BK.
      Penerapan Konseling CBT terhadap siswa SMA dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam mengembalikan kepercayaan mereka dan merupakan proses yang memerlukan komitmen dan kerja sama antara konselor dan siswa. Dengan mengintegrasikan teknik-teknik CBT ke dalam konseling, siswa dapat memperoleh keterampilan yang dapat membantu mereka mengatasi tantangan mental dan emosional dengan lebih efektif, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Â
DAFTAR RUJUKAN
Zed, M. (2008). Metode penelitian kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Zuli Maria Ulfa, Muh. Farozin, A. T. (2015). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Guru Bimbingan dan Konseling Ideal dengan Minat Konseling Siswa. In Jurnal Penelitian Bimbingan dan Konseling (Vol. 1).